NOVA.id - Wabah virus corona masih menjadi bencana yang dahsyat bagi seluruh dunia 2020 ini.
Bagaimana tidak, virus yang berasal dari China itu menyebar dan menginfeksi manusia tanpa ampun di seluruh dunia dalam hitungan hari, termasuk di Indonesia.
Hingga kini, pemerintah masih mengupayakan segala cara guna menurunkan angka pasien positif terinfeksi, salah satunya dengan PSBB di berbagai daerah.
Baca Juga: Hamil Anak Perempuan Zayn Malik, Gigi Hadid Ngidam Kue Ini sampai Nangis Tiap Satu Jam
Akan tetapi, Kebijakan pembatasan sosial, terutama pembatasan sosial berskala besar, di tengah situasi pandemi Covid-19 yang membuat masyarakat tinggal di rumah juga berdampak besar pada kehidupan suami istri.
Mengutip dari Kompas.id, tinggal di rumah dalam waktu yang lama membuat angka kehamilan selama pandemi Covid-19 meningkat.
Jika dibiarkan, diperkirakan dalam tiga bulan ini kehamilan akan melonjak drastis.
Kondisi ini terjadi karena pada masa pandemi Covid-19 layanan untuk alat kontrasepsi di sejumlah klinik dan bidan tidak berjalan seperti biasanya.
Sementara para ibu pengguna alat kontrasepsi juga banyak yang tidak datang ke klinik karena khawatir tertular virus korona baru yang menyebabkan penyakit Covid-19.
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mendapat laporan, jumlah pengguna alat kontrasepsi menurun sekitar 40 persen.
”Kenapa menurun hampir 40 persen? Karena banyak klinik tidak melayani, ada yang mau datang suntik KB ke bidan, tetapi karena petugasnya sudah agak tua, terus jadi takut. Bidan yang biasa periksa pasien 40 orang jadi turun jumlah yang diperiksa. Begitu juga pasien atau akseptor juga merasa tidak penting-penting amat, tidak datang periksakan diri,” ujar Kepala BKKBN Hasto Wardoyo di Jakarta, Selasa (05/05).
Laporan tentang menurunnya jumlah pengguna alat kontrasepsi diterima Hasto sejak awal April 2020 lalu.
Menurut dia, jika dibiarkan, kondisi tersebut akan membuat angka kehamilan melonjak.
Dia mencontohkan, jika pasangan suami istri sedang dalam usia subur, dalam seminggu dua sampai tiga kali melakukan hubungan badan dan tidak menggunakan alat kontrasepsi, potensi kehamilannya cukup tinggi.
”Dari 100 pasangan yang berhubungan, biasanya ada 15 perempuan yang hamil. Nah, kalau sampai ada 15 persen yang hamil, itu kan kenaikan angka kehamilan lumayan,” ujar Hasto.
Dia menyebutkan, dalam satu tahun, sekitar 4,8 juta orang melahirkan.
Sementara pasangan usia subur di Tanah Air saat ini sekitar 28 juta pasangan.
Jika selama pandemi Covid-19 ada 2,8 juta pasangan yang tidak menggunakan alat kontrasepsi, tiap bulan akan ada terjadi 400.000 kehamilan. Dalam dua sampai tiga bulan, angkanya bisa mencapai 800.000 kehamilan.
”Kalau biasanya angka kehamilan hanya 4,8 juta kehamilan, itu kalau dibiarkan dalam dua tiga bulan bisa naik sampai 5,6 juta kehamilan. Itu kalau kita biarkan. Makanya, jangan dibiarkan. Kami sudah menyiapkan nanti pada bulan Juni akan dilakukan layanan sejuta akseptor gratis untuk menjangkau sampai desa-desa,” katanya.
Baca Juga: Kabar Bahagia Datang dari Keluarga Ringgo Agus, Sabai Morscheck Hamil Anak ke-2!
Akan tetapi, nyatanya lonjakkan angka kehamilan telah terjadi di Tasikmalaya.
Mengutip dari Gridhealth.id, Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya mencatat sebanyak 3.219 perempuan daerah setempat diketahui hamil saat masa pandemi corona sekarang ini.
Jumlah ibu hamil meningkat sebanyak 105% saat pelaksanaan imbauan tetap di rumah saja dibandingkan tahun sebelumnya di bulan yang sama.
"Pada tahun ini telah adanya peningkatan jumlah perempuan positif hamil di bulan Januari hingga Maret mencapai 105% berjumlah total 3.219 orang selama masa imbauan di rumah saja saat pandemi corona.
Tahun sebelumnya di tiga bulan sama mencapai 1.500 orangan," jelas Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Yuyun Darmawan, dikutip dari Kompas.com (04/05).
Yuyun menambahkan, banyak perempuan hamil di saat pandemi Covid-19 terjadi pada usia muda dan tua berkisar antara umur 20 sampai 45 tahun bagi perempuan masa subur.
Baca Juga: Gandeng POGI, Halodoc Buka Layanan Konsultasi Khusus Masalah Kehamilan
Hasil pencatatan ini merupakan jumlah akumulatif per bulan yang didapatkan dari Puskesmas, rumah sakit bersalin dan bidan-bidan praktik di seluruh wilayah Kota Tasikmalaya.
"Kebanyakan memang kehamilan terjadi pada perempuan di usia muda. Terutama bagi mereka pasangan yang baru-baru ini melangsungkan pernikahan," tambahnya.
Peningkatan ibu hamil ini dipastikan akan ada penambahan kenaikan jumlah penduduk di masa pandemi corona.
Apalagi, selain pasangan muda baru nikah, diketahui penyebab meningkatnya jumlah kehamilan ini akibat alasan para perempuan melepaskan alat kontrasepsi KB untuk mendapatkan tambahan anak.
Sementara itu, Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor saat menutup Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) yang digelar online, Selasa (28/04) mengatakan Work from home (WFH) menjadi masalah baru di tengah pandemi corona.
Dia khawatir, penambahan pasien terkonfimasi positif Covid-19 yang berasal dari klaster-klaster penyebaran corona, diikuti “positif” lainnya yang melonjak. Yaitu jumlah ibu hamil meningkat di wilayahnya.
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kaltim, Muhammad Edi Muin mengatakan Gubernur Isran ada benarnya.
Dia tidak menampik imbauan pemerintah untuk selalu berada di rumah membuat intensitas bercengkerama bersama keluarga semakin tinggi.
“Terus terang kami melihat kondisi saat ini orang banyak di rumah. Bapak-bapak yang banyak pekerja keras di luar dengan jam yang terpakai lebih banyak ketimbang di rumah sekarang terbalik semua di rumah.
Baca Juga: Pakai Kondom Bisa Bikin Hubungan Seks Makin Panas, Ini 5 Faktanya
Sisi lain di rumah itu berkumpul dengan keluarga pasti keharmonisan dengan keluarga makin terjalin, tapi di luar itu waktu semakin banyak bercengkrama dengan keluarga termasuk dengan pasangan,” ujar Edi dikutip dari selasar.co.
Edi mengimbau agar lebih baik tidak hamil dulu, terutama bagi pasangan muda. Bukan tanpa alasan, hamil di tengah pandemi justru membahayakan.
“Kalau hamil ada yang rasa mual, malas makan, akhirnya kan akan berdampak penurunan daya tahan tubuh, itu sangat riskan dengan kondisi penyebaran virus corona seperti ini,” jelasnya.
Baca Juga: Makan Kurma Selama Kehamilan dan Rasakan Perubahannya! Wah Apa ya?
“Anjuran kita jangan hamil dulu di saat sulit seperti ini, karena kita tahu kalau perempuan hamil itu kasihan. Tunggu supaya ini normal baru hamil,” pungkasnya. (*)
Di masa pandemi ini, Sahabat NOVA mau tambah penghasilan dengan wirausaha? Atau punya usaha dan mau tambah ilmu agar jualan tetap lancar?
Di program WeLearn dari UN Women, ada kelas online “Digital Marketing" GRATIS! Tinggal daftar kelas di sini, pilih waktu dan metode yang diinginkan, lalu ikuti instruksi untuk terima materi pelajarannya. Tambah ilmu, tambah cuan!
Source | : | kompas.id,Grid Health |
Penulis | : | Nadia Fairuz Ikbar |
Editor | : | Alsabrina |
KOMENTAR