Masih banyak kebiasaan baru lain yang akan kita hadapi.
Nah, agar new normal ini bisa kita terima dengan lapang dada, Atoillah menyebut aspek personal kita harus disesuaikan.
Sehingga pola hidup baru itu bisa jadi bagian dari diri kita.
“Tahapannya biasanya begini. Awalnya kan terpaksa, kemudian jadi biasa, baru setelah itu jadi budaya dan jadi bagian dari karakter kita,” kata Atoillah.
Siap menjalani new normal?
Penulis | : | Yunus |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR