Gejala bisa muncul dalam bentuk pikiran pikiran berulang yang menimbulkan ketakutan, hati berdebar-debar setiap malam, kaki dan tangan terasa sangat dingin, sesak napas, sukar tidur, dan terkadang memicu serangan panik.
Parahnya, gangguan kecemasan bisa mengganggu aktivitas kita.
Misalnya tak bisa mengurus anak-anak dan pasangan karena terlalu cemas, tidak mampu fokus pada pekerjaan, atau bukan tak mungkin enggak sanggup keluar rumah.
Baca Juga: Banyak yang Tak Tahu, Ini 6 Fakta dan Mitos Soal Kesehatan Mental
“Jadi, catatannya, kapan kecemasan normal dan enggak normal adalah ketika fungsi-fungsi kita, kemampuan kita menjalani kehidupan sehari-hari menjadi terhambat. Itu baru dikatakan enggak normal,” jelas Verauli tegas.
Saat kita merasa cemas, pertama-tama kita perlu memahami situasi yang memicu kecemasan itu muncul.
Kadang-kadang saat kecemasan datang kita emosional berlebihan, sehingga tidak paham kapan kecemasan biasa muncul dan dianggap random pada segala situasi.
Baca Juga: Depresi: Obati dengan Berolahraga
Cara Mengatasi Pengeluaran Membengkak saat Liburan Akhir Tahun Bersama Keluarga
Penulis | : | Maria Ermilinda Hayon |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR