Sebaliknya, rumah bordil yang tumbuh subur tidak ingin pergi.
Para pelacur yang bekerja di 330 rumah pelacuran di Red Light District menganggap daerah itu sebagai tempat yang aman, dan melihat turis sebagai aliran pendapatan terbesar mereka.
Sayangnya, pandemi corona menghantam bisnis seks dengan keras.
Banyak pekerja seks telah pulang ke negara asal dan walaupun rumah bordil akan dibuka kembali pada bulan September mendatang, pendapatan masih sulit kembali normal dikarenakan wisatawan yang menjauh.
Pun dengan kafe-kafe yang menjual ganja. Pendapatan mereka menurun jauh. Sementara ini, pemerintah sedang melakukan upaya terbaru untuk membuat perekonomian di kota tersebut kembali menggeliat.
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store. (*)
Artikel ini telah tayang di stylo.grid.id dengan judul Dihantam Badai Covid-19, Kota yang Terkenal Sebagai Surga Seks dan Ganja ini Tobat dan Tak Ada Lagi Pekerja Wanita Berpakaian Seksi
KOMENTAR