NOVA.id - Sudah tiga bulan lebih, Shanty menemani Andi, anaknya belajar setiap hari di rumah.
Namun, belakangan ini, ia dirundung kegalauan tentang masa depan Andi, karena pandemi corona belum usai.
Perempuan berusia 35 tahun ini pun sempat berpikir untuk memindahkan Andi ke sekolah dengan metode homeschooling, karena sudah terbiasa membimbing Andi di rumah.
Baca Juga: Temani Anak Belajar dari Rumah, Jadi Pintar Bersama Tanpa Tersiksa
Namun, Shanty ragu, ia khawatir homeschooling bukan jawaban untuk masa depan Andi.
“Duh, kalau homeschooling, Andi bisa kuliah enggak, ya? Nanti ijazah-nya gimana? Terus, dia bisa bergaul enggak, ya?” demikian kekhawatiran Shanty.
Hal yang paling sering dikhawatirkan, sih, soal pergaulan, karena anak tak punya teman sekolah yang banyak.
Baca Juga: Penggunaan Obat untuk Kurangi Berat Badan bagi Anak yang Obesitas, Bolehkah?
Tapi di masa pandemi ini, anak memang tak bisa berkumpul bersama teman-temannya.
Kegalauan Shanty mungkin juga dirasakan para ibu yang galau dan khawatir dengan nasib anaknya dengan sistem pengajaran yang berjalan sekarang.
Apalagi mengingat virus corona belum tahu kapan berakhir.
Alternatif homeschooling ini pun mulai dilirik sebagian orangtua.
Sebetulnya, kita tak perlu khawatir dengan metode belajar homeschooling.
Sebab, kalau menurut Seto Mulyadi, psikolog anak dan pendiri Homeshcooling Kak Seto, homeschooling juga punya materi berdasarkan kurikulum sah di Indonesia yang sama dengan sekolah formal.
Baca Juga: Sekolah Tatap Muka Dibolehkan, Nadiem Makarim: Asal Ada Persetujuan Orang Tua Murid
“Intinya gini, pendidikan di Indonesia dibagi menjadi tiga jalur. Ada pendidikan formal yang harus ke sekolah, pendidikan nonformal yaitu anak pergi ke sekolah seminggu dua atau tiga kali, dan ada pendidikan informal yang sekolah di rumah total,” jelas Seto.
Sementara untuk homeschooling sendiri termasuk ke kategori nonformal dan informal.
Sebab, homeschooling punya tiga metode belajar yang bisa dipilih orangtua dan anak.
Baca Juga: Tahun Ajaran Baru 2020 Dimulai, Mendikbud Pastikan Soal Kesehatan dan Keselamatan Nomor Satu
Lalu, seperti apa metode belajar dan manfaat homeshooling ini?
Metode pertama yakni homeschooling tunggal di mana anak hanya belajar di rumah dengan memanggil guru.
Lalu, ada homeschooling majemuk di mana ada himpunan keluarga dengan anak usia yang sama pengin menerapkan belajar di rumah bersama sehingga tempat belajar pun bisa berpindahpindah rumah.
Baca Juga: Penerimaan Peserta Didik Baru Online Sudah Mulai Dibuka, Begini Caranya Biar Lancar Daftar
Terakhir, metode komunitas yang memberikan anak kesempatan datang ke sekolah dengan waktu dua atau tiga kali seminggu.
Meski tetap bersekolah, anak hanya belajar selama tiga jam di sekolah.
“Soal materi, sama dengan kurikulum seperti sekolah formal. Nanti, orangtua akan dikasih bundle kurikulum, sedangkan anak cari ilmu dari mana saja. Misalnya, anak kelas tiga SMP punya target harus bisa ilmu pitagoras, ya, nanti anak homeshooling juga bisa mencapai standar kompetisi. Yang penting hasilnya,” lanjut Seto.
Baca Juga: Temani Anak Belajar dari Rumah, Kemampuan Ini Penting Kita Miliki
Kurikulum itu nantinya juga akan dipelajari orangtua agar mudah membimbing anak ketika belajar.
Jadi, orangtua dan guru nantinya akan bekerja sama agar anak bisa mencapai target kompetisi yang sesuai dengan jenjang pendidikan mereka.
Cuma ya, tak bisa dimungkiri masih banyak orangtua khawatir dengan ijazah yang dikeluarkan oleh homeschooling.
Baca Juga: Tahun Ajaran Baru 2020, Kita Masih Temani Anak Belajar dari Rumah
Apalagi, mengingat ijazah homeschooling harus diperoleh dengan mengikuti paket Ujian Nasional.
Kata Seto, “Ijazah memang paket. Memang seolah-olah enggak keren. Enggak gitu, harganya sama kok, dengan yang biasa.
Buktinya, anak-anak homeschooling bisa masuk jurusan kedokteran, sastra, atau sekolah ke luar negeri. Itu enggak masalah.”
Baca Juga: Temani Anak Belajar dari Rumah, Orangtua Tak Menggantikan Guru
Yang menjadikan homeschooling berbeda, tentunya dengan anak belajar di rumah, kita otomatis menjadi pendidik pertama yang akan mengajarkan anak soal etika, nasionalisme, kesehatan, danestetika.
Nah, uniknya, kita bisa mengajarkan nilai kehidupan itu dengan peran sehari-hari di rumah.
“Orangtua berperan aktif untuk memberikan pendidikan itu. Misalnya untuk pendidikan nasionalisme, orangtua bisa mengajarkan dengan dongeng, melihat tari-tarian, pakaian adat. Atau, untuk estetika, orangtua mengajarkan anak bagaimana cara menjaga kebersihan. Jadi, ajarannya sesuai dengan kemampuan anak, tidak disamakan seperti sekolah formal,” jelasnya.
Baca Juga: Pengamat Pendidikan: Tanpa Disadari, Kita Paksa Anak ke Era Digital
Dan, terpenting nih, anak homeschooling bisa punya teman yang lebih luas dibandingkan anak sekolah formal.
Sebab, anak diberikan kebebasan dalam belajar sehingga memungkinkan bagi mereka untuk mengikuti komunitas hobi sebagai medium sosial anak.
Kata Seto, “Kalau anak sekolah formal itu biasanya temantemannya itu-itu saja selama enam tahun. Tapi, kalau homeschooling, dia bisa dapat teman di tempat les mereka, jadi lebih luas. Jadi, anak homeschooling enggak ada masalah dengan sosial.“
Baca Juga: Ini Pentingnya Kolaborasi Orangtua dan Guru Saat Anak Belajar di Rumah
Oleh karena itu, Seto tak menampik kalau anak homeschooling memiliki otak yang seimbang antara kanan dan kiri.
Sebab, dengan belajar di rumah, anak tidak melulu mengurusi akademik, tetapi juga belajar kehidupan sehari-hari juga.
Menurut Seto keseimbangan anak antara belajar dan kehidupan juga membuat anak jadi lebih kreatif dan berkembang.
Baca Juga: Masuki New Normal, Jangan Lagi Sepelekan Flu pada Anak yang Bisa Picu Hal Ini
Karena itu, anak juga jadi punya kesempatan untuk bisa berprestasi seperti anak sekolah formal lainnya.
“Sudah ada buktinya. Banyak anak homeschooling bisa kuliah ke luar negeri. Ada yang masuk Havard University. Ada juga yang sering ikut kompetisi nasional dan internasional,” pungkasnya.
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
Cara Mengatasi Pengeluaran Membengkak saat Liburan Akhir Tahun Bersama Keluarga
Penulis | : | Tentry Yudvi Dian Utami |
Editor | : | Widyastuti |
KOMENTAR