NOVA.id – Sebagai konsumen, proteksi jiwa yang juga menawarkan manfaat investasi akan lebih menarik minat kita.
Namun, penting juga untuk memahami betul unit link apa yang akan kita beli, apa saja manfaatnya, serta apa risiko yang akan kita hadapi dengan menginvestasikan dana ke asuransi unit link.
Produk asuransi dengan manfaat proteksi dan investasi pun turut terdampak akibat pasar investasi yang turun di masa pandemi ini, sehingga imbal hasil yang dimiliki nasabah pun ikut turun.
Baca Juga: Ajak Betrand Peto ke Psikolog, Ruben Onsu dan Sarwendah Kaget Jika Anaknya Banyak Simpan Rahasia
Pengamat asuransi Dedi Kristianto mengatakan ada beberapa hal yang memang perlu dilakukan pelaku usaha asuransi agar memberikan kenyamanan investasi bagi para nasabahnya.
Di antaranya, memberikan informasi dan update positif secara berkelanjutan kepada para nasabahnya tentang kondisi investasi di masa pandemi ini.
Selain itu, juga memberi informasi terkait hal-hal yang akan dan telah dilakukan baik itu internal perusahaan maupun kebijakan pemerintah untuk bisa menjaga investasi yang ada.
Kedua, menekankan kepada nasabah bahwa produk investasi seperti unit link tidak hanya berisi investasi tetapi juga proteksi jiwa dan kesehatan yang sangat penting di masa pandemi saat ini.
“Pandemi yang terjadi saat ini dalam pandangan saya juga memberi peluang besar pada industri asuransi karena kondisi tersebut meningkatkan kesadaran masyarakat akan kesehatan diri dan mereka menyadari bahwa biaya kesehatan itu besar dan itu akan menjadi masalah jika harus ditanggung sendiri oleh karenanya asuransi adalah jawabannya,” jelasnya.
Dedi melanjutkan, “Pertanyaannya sekarang adalah bagaimana industri asuransi menjawab dan mempersiapkan diri peluang besar ini.
Keyakinan terhadap prospek positif asuransi unit link ke depan ini juga dimiliki oleh sejumlah investor.
Wilwatikta, seorang nasabah AXA Mandiri yang memiliki produk asuransi jiwa unit link untuk dana pendidikan ketiga anaknya, mengungkapkan “Sejak Maret-April lalu, nilai investasi saya mengalami penurunan yang signifikan. Tapi itu wajar.”
Baca Juga: Kini Terungkap Penyebab Zumi Zola Digugat Cerai, Mantan Kekasih Ayu Dewi Itu Mengaku Ikhlas
Kenapa turunnya investasi malah menjadi hal wajar baginya?
Wilwatikta menyampaikan dia selalu membaca pernyataan transaksi yang dikirim AXA Mandiri setiap bulannya.
Berbekal informasi transparan tersebut, dia tahu pergerakan dananya dan percaya nilai investasinya akan meningkat lagi sesuai dengan kondisi ekonomi negara yang lebih baik ke depannya.
“Naik turun investasi kan, hal yang wajar, sesuai dengan kondisi pasar saat itu. Harga unit yang ada di AXA Mandiri juga cukup kompetitif,” tuturnya.
Wilwatikta melanjutkan, “Dari informasi-informasi tersebut saya malah menyimpulkan bahwa semestinya saat ini waktu yang tepat untuk membeli. It’s time to buy. Jadi mestinya lebih dimanfaatkan lagi untuk investasi yang lebih baik.
Sejak 2013, ibu rumah tangga yang juga bekerja sebagai konsultan kecantikan ini telah mempercayakan proteksi dan investasinya di AXA Mandiri yang difokuskan untuk mendanai pendidikan anaknya.
“Berbeda dengan menabung secara konvensional yang hanya dapat bunga, di sini saya bisa dapat proteksi diri dan investasi,” ujarnya.
Akhirnya keputusannya tujuh tahun lalu berbuah hasil.
Dengan nilai premi dari produk Asuransi Mandiri Rencana Sejahtera Plus yang dibayarkan senilai Rp500 ribu setiap bulannya, asuransi yang dipilihnya akhirnya menyelamatkan keuangan keluarga yang waktu itu mesti menyiapkan dana untuk masuk sekolah anak pertamanya.
Menurutnya, AXA Mandiri sangat membantu dalam proses penarikan dana investasi ketika dibutuhkan mendesak.
“Lima tahun setelah punya polis, putra pertama saya membutuhkan dana pendidikan yang lumayan besar. Alhamdulillah, saya terbantu sekali dengan AXA Mandiri. Prosesnya cepat, tidak sampai 10 hari dana investasi saya sudah cair,” ujarnya.
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
Penulis | : | Dionysia Mayang Rintani |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR