NOVA.id - Sejak pandemi virus corona merebak di Indonesia, banyak orang jadi hobi masak di rumah.
Salah satunya memasak daging seperti di restoran, bahkan hasil masakan pun menghiasi media sosial.
Tentu kita merasa senang karena berhasil membuat masakan daging ala restoran meski di rumah saja.
Baca Juga: Pacu Anak Muda Lebih Kompetitif, Win Your Future 2020 Digelar
Nah, tren itu dimanfaatkan pihak lain dengan memasok daging berkualitas yang siap dimasak, seperti yang dilakukan Meatarians.
Dijual secara online, Meatarians menyediakan beragam jenis daging yang bisa diolah menjadi steak, isiran yakiniku, irisan Yoshinoya, wagyu, karubi, hingga olahan daging ayam.
Novi, pemilik Meatarians, tahu benar bagaimana menyiapkan pasokan bagi pecinta masakan olahan daging.
Makanya, toko ini tak hanya menjual daging, tapi juga saus dan bumbunya. Pokoknya lengkap, kita tinggal masak sesuai keinginan, misalnya mau dibakar atau digoreng.
Baca Juga: Buka Usaha Saat Covid-19 Melanda, Mungkinkah Memulai Berbisnis di Tengah Pandemi Corona Bisa Sukses?
Hobi Eksplor Makanan
Sejak dibuka setahun lalu, Meatarians cukup mendapat respon yang baik dari pelanggannya.
Tak heran, karena Novie ternyata hobi mengeksplor makanan, hingga dia tahu benar memilih daging berkualitas premium untuk ditawarkan pada orang lain.
“Awalnya aku dan suamiku, Alvin, suka makan. Terutama all you can eat. Terus, kami merasa tidak puas saat makan di situ, karena waktunya terbatas. Kami lalu berpikir untuk menyajikan daging (restoran) yang bisa dimakan di rumah dengan bebas. Misalnya, satu orang beli satu kilogram, itu sudah puas banget,” jelas Novie.
Baca Juga: 4 Bisnis yang Laris di Tengah Pandemi Corona, Salah Satunya Masker
Lantas, apa bedanya daging yang dijual Meatarians dan di supermarker?
Tanpa ragu Novie menyebutnya beda, karena dia menggunakan supplier alias pemasok daging tersendiri, di mana dia disa memesan potongan daging yang biasa kita temukan saat akan makan di restoran.
Selain itu, Novie memastikan daging mentah yang dijual Meatarians sudah memerhatikan proses packaging dan pengiriman yang bersih.
Apalagi kan sekarang sedang masa pandemi Covid-19, saat semua orang begitu aware dengan kebersihan dan kesehatan.
Baca Juga: Ide Bisnis Baru: Jadi Pengajar Kulwap, Apa Saja Keuntungannya?
“Kami tetap mengemas dengan rapi pakai vacuum sealed. Sebelum itu, kami menyiapkan daging pakai sarung tangan, face shield, dan masker. Itu juga disegel. Beneran bersih. Jadi, daging yang kami sajikan sudah tidak perlu dicuci lagi saat tiba di rumah,” jelas perempuan berusia 31 tahun itu.
Sementara soal pengiriman, mengingat bisa memengaruhi kualitas daging, Novie selalu menyarankan pelanggan membeli dengan opsi pengiriman pakai ojek online.
“Tapi, kalau di luar kota, kami pakai JNE yang memang bisa antar sehari sampai. Kalau ke luar kota, biasanya kami akan pakai styrofoam dan ekstra ice pack, untuk menjaga kualitas dagingnya,” tambah Novi.
Baca Juga: Rekomendasi Bisnis, Cocok Bagi Para Ibu yang Resign Setelah Punya Anak
Nah, dengan cara menjual seperti itu, Meatarians cukup disukai pembelinya. Setiap hari, rata-rata Novie bisa mengirim hingga 20 kilogram, atau dalam sebulan bisa menjual hingga setengah ton daging.
Novie mengaku sebulan bisa meraup omset Rp80juta - Rp100juta.
Terus, rata-rata pembelinya berasal dari Jabodetabek.
O, iya. Tak hanya menjual secara online lewat instagram @meatarians saja, tetapi Novie juga aktif melakukan kolaborasi dengan pengusaha makanan lainnya.
“Kami kan fokus ke daging. Tapi kalau saus, itu kami tetap kolaborasi sama UMKM lainnya yang supply saus,” jelas perempuan kelahiran Jakarta, 17 November 1988 ini tersenyum.
Baca Juga: Ide Bisnis Baru: Jadi Pengajar Kulwap, Apa Saja Keuntungannya?
Wah, itu namanya bagi-bagi rezeki, ya!
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
Penulis | : | Tentry Yudvi Dian Utami |
Editor | : | Alsabrina |
KOMENTAR