NOVA.id – Sudah bukan rahasia umum lagi jika kasus bullying di kalangan remaja sudah menjadi masalah besar yang belum bisa dituntaskan.
Bahkan kasus bullying juga meningkat seiring dengan perkembangan teknologi internet.
Menurut riset Programme for International Students Assessment (PISA) tahun 2018, sebanyak 41,1% murid di Indonesia pernah mengalami bullying.
Baca Juga: Bukan Saat SD, Inilah Waktu yang Tepat untuk Menyunat Anak Kita
Masih menurut riset yang sama, Indonesia menempati posisi ke-5 dari 78 negara dengan murid terbanyak yang mengalami perundungan.
Oleh sebab itu, Allianz Indonesia melalui Yayasan Allianz Peduli bekerja sama dengan EDU Foundation menyelenggarakan Kompetisi Lawan Bullying dengan Komedi yang bertujuan untuk mengedukasi masyarakat, khususnya remaja, terkait bullying dengan cara yang menyenangkan, serta meminimalisir perilaku bullying yang marak terjadi di kalangan remaja.
“Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk kepedulian kami terhadap dunia pendidikan di Indonesia sesuai dengan salah satu pilar CSR kami, yaitu pendidikan. Kami menggandeng EDU Foundation dalam menginisiasi PEDIA (Program Edukasi Inovatif untuk Anak)," ujar Ni Made Daryanti, Ketua Yayasan Allianz Peduli.
Baca Juga: Masuki Era New Normal, Ini Tantangan yang akan Dihadapi Orang Tua terhadap Anak, Berikut Solusinya!
Ni Made juga menjelaskan bahwa dalam program PEDIA juga terdapat kegiatan SMILEY (Smart Mobile Library) dan kegiatan edukatif berbasis sains yang bertujuan untuk meningkatkan minat membaca dan berinovasi pada anak-anak sejak dini, sehingga kualitas pendidikan anak dan remaja dapat meningkat melalui program ini.
Kompetisi ini juga diluncurkan bersama dengan online workshop yang menghadirkan psikolog Astrid Wen dan stand-up comedian Mo Sidik, serta dihadiri secara virtual oleh para siswasiswi dari beberapa SMP serta SMA/SMK di Jabodetabek.
Sejak pertama kali diluncurkan pada tahun 2018, terapi asertif menggunakan stand-up comedy untuk lawan aksi bullying ini mendapatkan respon yang positif dari para siswa, orangtua, hingga guru.
Baca Juga: Ahli Ungkap Anak Bisa Terkena Alergi Susu Sapi, Seperti Apa Gejalanya?
“Stand-up comedy digunakan sebagai act media yang cocok khususnya untuk remaja usia SMP dan SMA/SMK. Stand-up comedy, membuat siswa-siswi tidak merasa dinasehati selain itu komedi juga menjadi sebuah katarsis dan cara melepaskan perasaan, baik untuk korban dan pelaku bullying,” kata Zulkifli Tegar, Direktur EDU Foundation.
Metode asertif sendiri dipilih EDU Foundation karena dapat meningkatkan kemampuan mengekspresikan diri melalui perasaan, perilaku, harapan dan opini dalam perilaku sosial yang tepat.
“Komedi yang diciptakan dalam lingkungan yang aman, untuk tujuan edukasi dan bersenangsenang secara positif akan baik sekali manfaatnya untuk meningkatkan semangat antibullying dan solidaritas. We’re in this together, perlu care satu sama lain, bukan bully satu sama lain,” kata Astrid Wen, Psikolog PION Clinician serta Praktisi Theraplay.
Baca Juga: Penerimaan Peserta Didik Baru Online Sudah Mulai Dibuka, Begini Caranya Biar Lancar Daftar
Kompetisi Lawan Bullying dengan Komedi ini terbuka untuk seluruh jenjang usia kategori SMA/SMK/MA.
Pendaftaran dimulai pada bulan Agustus dan akan diberikan pembekalan diri yaitu Psikoedukasi Self-Worth dan pelatihan stand-up comedy untuk 25 pendaftar yang lolos di bulan September.
Nantinya, 12 peserta terbaik akan lolos ke babak final dan memiliki kesempatan untuk dibimbing oleh komika untuk menyiapkan penampilan malam final di bulan Oktober.
Baca Juga: Ahli Ungkap Anak Bisa Terkena Alergi Susu Sapi, Seperti Apa Gejalanya?
Yang menarik, para pemenang ini nantinya menjadi duta yang akan melakukan kampanye anti bullying melalui media sosial.
Selain kompetisi Lawan Bullying dengan Komedi, rangkaian kegiatan PEDIA yang telah dijalankan oleh Yayasan Allianz Peduli bersama EDU Foundation meliputi: kantin sehat, gerakan cucitangan, serta pelatihan kurikulum 2013 dan pembuatan Alat Permainan Edukatif (APE) untuk pengajar PAUD.
Program ini juga menghadirkan Smart Mobile Library (Smiley) yang berisi perpustakaan dan laboratorium keliling ke sekolah-sekolah dan beberapa Ruang Publik Terpadu untuk Anak (RPTRA) di Jakarta.
Baca Juga: Penerimaan Peserta Didik Baru Online Sudah Mulai Dibuka, Begini Caranya Biar Lancar Daftar
“Kegiatan ini telah membuka peluang bagi 500 anak dan remaja di Indonesia untuk meningkatkan kesadaran terhadap isu bullying. Kami berharap program ini bisa terus diimplementasikan secara menyeluruh untuk menjangkau seluruh anak Indonesia sehingga anak-anak semangat untuk belajar ke sekolah serta berani berinovasi melalui metode edukasi yang menyenangkan,” tutup Ni Made Daryanti.
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
Penulis | : | Tentry Yudvi Dian Utami |
Editor | : | Widyastuti |
KOMENTAR