NOVA.id - Masyarakat dunia masih menunggu kepastian perihal vaksin Covid-19 atau virus corona.
Seperti diketahui, hingga saat ini beberapa negara di dunia tengah berupaya untuk mengembangkan vaksin tersebut.
Dikutip dari Kompas.com, sebanyak 30 negara di seluruh dunia disebut terlibat dalam penelitian untuk menemukan vaksin Covid-19.
Baca Juga: Perusahaan Farmasi Asal Korea Ini Mulai Kembangkan Perawatan Covid-19 dengan Stem Cell di Indonesia
Berdasarkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), penelitian tersebut melibatkan sejumlah universitas, perusahaan farmasi, lembaga penelitian, dan laboratorium pemerintah.
Lembaga dan perusahaan China diberitakan mengerjakan 20 proyek penelitian vaksin virus corona.
Salah satunya perusahaan Sinovac Biotech Ltd yang menyerahkan calon vaksin corona ke Indonesia.
Baca Juga: Vaksin Virus Corona dari Oxford Bisa Tersedia September Mendatang
Bio Farma dan Universitas Padjadajaran akan melakukan uji klinis tahap 3 untuk vaksin Covid-19 tersebut.
Jika berjalan lancar, vaksin Covid-19 ini rencananya bisa diproduksi secara massal pada awal tahun 2021 mendatang.
Lantas, apa saja informasi terbaru mengenai vaksin Covid-19 ini?
Mengutip dari berbagai sumber, simak ulasan TribunNewsmaker berikut ini:
1. Uji Klinis Tahap 3 Dimulai Bulan Agustus 2020
Vaksin tersebut tiba di Bio Farma pada 19 Juli 2020 sebanyak 2.400 vaksin untuk kebutuhan fase uji klinis tahap 3 Agustus 2020.
Honesti Basyir mengatakan, uji klinis vaksin Covid-19, dijadwalkan enam bulan hingga Januari 2021.
“Apabila uji klinis vaksin Covid-19 tahap 3 lancar, Bio Farma akan memproduksinya pada Q1 2021."
"Kami sudah mempersiapkan fasilitas produksinya di Bio Farma, dengan kapasitas produksi maksimal 250 juta dosis”, ujar Honesti dalam rilis yang diterima Kompas.com, Selasa (21/7/2020).
Honesti menambahkan, Sinovac dipilih sebagai mitra karena metode pembuatan vaksin yang digunakan Sinovac, sama dengan kompetensi yang dimiliki Bio Farma.
2. Siap Diproduksi Massal Awal Tahun 2021
Produksi massal vaksin virus Corona Covid-19 rencananya akan dimulai pada awal tahun 2021.
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir.
Pada tahap awal, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini menargetkan untuk menghasilkan 40 juta dosis vaksin per tahun.
“Untuk tahap pertama sesuai dengan target penyelesaian uji klinis Januari (2020)," kata Honesti usai rapat dengan Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (21/7/2020) seperti dikutip dari Kompas.com.
"Pada saat uji klinis dan izin edar keluar, kami sudah menargetkan untuk selesai sekitar 40 juta dosis per tahun,” imbuhnya.
Untuk tahap selanjutnya, lanjut Honesti, Bio Farma menyiapkan kemampuan maksimal produksi 100 juta dosis per tahun.
Kemudian, kapasitas produksi akan terus ditambah menuju 250 juta dosis per tahun.
“Sesuai arahan Presiden kami dari Bio farma memastikan proses produksi vaksin bisa dikelola dengan baik,” ujarnya.
3. Alasan Indonesia Pilih Vaksin dari China
Honesti juga mengungkapkan alasan Indonesia memilih vaksin dari perusahaan China, Sinovac.
Menurut dia, vaksin Sinovac dipilih karena pengembangannya berlangsung cepat.
Honesti menjelaskan, semua vaksin Covid-19 yang sedang dikembangkan di seluruh dunia akan melalui tahapan uji praklinis, uji klinis fase 1, fase 2, dan fase 3 sebelum mendapatkan ijin edar dari regulator masing-masing negara.
Menurut dia, saat ini rata-rata perusahaan produsen vaksin dunia baru mencapai tahap uji praklinis ataupun uji klinis fase 1. Namun, Sinovac sudah menyelesaikan uji klinis fase 2.
"Sudah selesai uji klinis tahap 2 dan akan berlanjut ke uji klinis tahap 3," kata Honesti kepada Kompas.com, Rabu (22/7/2020).
Di sisi lain, Honesti menegaskan bahwa Indonesia juga membutuhkan akses cepat terhadap ketersediaan vaksin.
Sebab, saat ini puluhan juta rakyat harus keluar rumah tiap hari untuk mencari nafkah dan mereka berisiko besar terpapar virus corona.
"Kita butuh akses cepat untuk ketersediaan vaksin karena ini peluang terbaik untuk kembali normal lagi," katanya.
Meski pengembangan vaksin Sinovac berjalan cepat, Honesti memastikan bahwa proses dan tahapannya sudah dilakukan dengan baik.
4. Daftar 4 Puskesmas di Bandung Tempat Uji Klinis Vaksin Covid-19 asal China
Ketua Tim Penelitian uji klinis tahap 3 calon vaksin Covid-19 dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Profesor Kusnandi Rusmil mengatakan, empat Puskesmas di Kota Bandung akan diikutsertakan dalam penelitian uji klinis calon vaksin Covid-19.
"Untuk Puskesmas kita akan ujicoba di Puskesmas Sukapakir, Puskesmas Garuda, Puskesmas Ciumbuleuti, dan Puskesmas Dago," ujar Kusnandi dalam konferensi pers di Rumah Sakit Pendidikan (RSP) Unpad Jalan Prof Eyckman, Kota Bandung, Rabu (22/7/2020).
Kusnandi menjelaskan, empat Puskesmas tersebut dipilih berdasarkan pengalaman uji klinis vaksin-vaksin yang pernah diteliti oleh Universitas Padjadjaran.
Baca Juga: Benarkah Virus Corona Bisa Beterbangan? Kuncinya di Sirkulasi Udara!
"Saya pilih berdasarkan pengalaman saya melakukan uji klinis. (Fasilitas) Puskesmas itu sangat memadai," jelasnya.
Kusnandi menjelaskan, setelah timnya mendapatkan izin dari Komite Etik Penelitian Universitas Padjadjaran untuk melakukan uji klinis calon vaksin Covid-19 tersebut akan dilakukan pada awal bulan Agustus 2020.
Puskesmas-puskesmas yang ditunjuk nantinya akan melakukan perekrutan relawan yang bersedia untuk disuntik calon vaksin Covid-19 dengan cara menyebarkan selebaran. Selain itu, fasilitas kesehatan yang ditunjuk akan menjadi lokasi pendaftaran calon relawan uji klinis.
"Harus orang Kota Bandung (tinggal di Kota Bandung) supaya pemantauannya mudah," tandasnya.
5. Bukan Hanya Indonesia
Dikutip dari pemberitaan Kompas.com, Senin (20/7/2020), Pelaksana Tugas Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Teuku Faizansyah mengatakan, Indonesia bukan satu-satunya negara yang menguji coba kandidat vaksin corona buatan Sinovac.
Kedua negara yang dimaksud adalah Bangladesh dan Brasil.
Bangladesh menjadi negara yang juga telah menyetujui fase ketiga uji coba vaksin corona asal China yang diproduksi oleh Sinovac Biotech Ltd.
Melansir Reuters, Senin (20/7/2020), anggota komite nasional penanganan Covid-19 Bangladesh menuturkan, Sinovac sengaja menguji coba vaksinnya di luar China karena kasus virus ini telah menurun di negara tersebut.
Baca Juga: Terapi Plasma Konvalesen, Pasien Covid-19 Bisa Sembuh dalam 3 Hari!
Rencananya, Pusat Penelitian Penyakit Diarrheal Internasional di Bangladesh (ICDDR, B) akan melakukan uji coba vaksin corona ini pada bulan depan, Agustus.
"Kami telah memberikan izin untuk uji coba setelah meninjau protokol penelitian," ujar Mahmood Uz Jahan, pimpinan Dewan penelitian Medis Bangladesh, dikutip dari Reuters.
Uji coba akan dilakukan di tujuh rumah sakit Covid-19 di Dhaka, ibu kota Bangladesh.
Sebelum dikirim ke Bangladesh, vaksin corona buatan Sinovac telah lebih dulu diuji coba tahap III di Brasil.
Hal itu diumumkan Sinovac pada Senin (6/7/2020) dan menjadikan mereka satu dari empat perusahaan terdepan yang memproduksi vaksin corona.
Tiga perusahaan lain yang juga mengembangkan vaksin Covid-19 ini adalah AstraZeneca yang dikembangkan para peneliti di Universitas Oxford, Sinopharm dari China, dan Moderna dari Amerika Serikat.
Dalam pengujian ini, sebanyak 9.000 tenaga medis profesional direkrut untuk bekerja di fasilitas khusus penelitian Covid-19 yang rencananya dimulai pada bulan ini.
Sinovac mulai mengembangkan calon vaksin corona pada akhir Januari lalu, dan sedang mempersiapkan pabrik untuk vaksin ini.
Diharapkan pabrik ini dapat memproduksi hingga 100 juta vaksin virus corona dalam setahun.
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnewsmaker.com dengan judul Vaksin Covid-19 Datang ke Indonesia: Siap Diuji Klinis Tahap 3 & Diproduksi Massal Awal Tahun 2021
KOMENTAR