1. Memberi dukungan
Kehamilan yang seharusnya adalah kehamilan yang direncanakan.
"Kadang ada suami yang tidak setuju istrinya hamil. Ini tentu tidak boleh. Apa pun yang terjadi dengan proses reproduksi istri, suami harus mendukung 100 persen," tandas Sugi.
Apalagi, masa-masa kehamilan merupakan masa-masa sulit bagi istri.
"Muatan stresnya besar. Kalau diambil skala stres 0-100, kehamilan ada di skala 40.
Jadi, kalau merasa tidak mendapat dukungan, lama-lama calon ibu bisa sebal pada kehamilannya. Apalagi, pada kehamilan yang tidak diinginkan. Bisa-bisa wanita menggugurkan kandungannya."
Setelah ketahuan hamil, dukungan suami juga sangat penting.
"Saat hamil merupakan saat sensitif bagi seorang wanita. Jadi, sebisa mungkin ciptakan suasana yang mendukung perasaan istri.
Misalnya, mengajak jalan-jalan ringan sambil ngobrol, bicara halus dan positif, dan sebagainya. Ini akan membuat istri merasa nyaman, selain juga semakin mempererat hubungan suami-istri."
2. Menemani istri ke dokter
Menemani istri ke dokter untuk pemeriksaan kehamilan juga tak kalah penting.
"Suami juga akan mendapat informasi, sehingga ia akan lebih siap menghadapi kehamilan dan persalinan istrinya." Ada baiknya suami juga membaca literatur tentang kehamilan dan bukan bersikap masa bodoh.
"Suami akan belajar banyak tentang kehamilan istrinya. Istri juga akan merasa lebih aman dan nyaman diperiksa bila ditemani suaminya," ujar Dra. Clara Istiwidarum Kriswanto, MA, CPBC dari Jagadnita Consulting.
Ini juga akan membuat suami tak panik seandainya terjadi sesuatu pada kehamilan istrinya.
Kehadiran suami atau calon ayah ternyata juga berpengaruh terhadap perkembangan janin.
"Janin mulai bisa mendengar dengan jelas sejak minggu ke-20. Nah, sebaiknya janin tak hanya mendengarkan suara ibunya. Suara ayah pun sebaiknya sudah mulai dikenalkan," ujar Clara seraya melanjutkan, dengan begitu, afeksi mulai dibangun sejak anak ada dalam kandungan."
Baca Juga: Cara Mengontrol Nafsu Makan Berlebih saat Sedang Cheating Day
Penulis | : | Widyastuti |
Editor | : | Widyastuti |
KOMENTAR