NOVA.id - Selama ini, pasien OTG (Orang Tanpa Gejala) Covid-19 diminta untuk isolasi mandiri lantaran dinilai tidak membutuhkan penanganan khusus.
Namun, baru-baru ini publik dihebohkan dengan munculnya gejala baru Covid-19 yang dikenal sebagai happy hypoxia.
Tiga (3) dari 7 pasien Covid-19 yang meninggal dunia di Banyumas, Jawa Tengah dinyatakan mengalami sindrom ini.
Melansir Kompas.com, happy hypoxia merupakan kondisi di mana para penderita Covid-19 tidak merasakan gejala seperti pada umumnya.
"Orangnya kelihatannya gembira-gembira saja, enggak ada batuk, pilek, panas, tetapi saturasi oksigen yang ada di dalam darah ini lama-lama turun," ungkap Bupati Banyumas, Achmad Husein (Rabu 19/08).
"Ini (orang yang mengalami happy hypoxia) turun di bawah 90, turun, turun, turun 80, sampai kemudian 75. Kalau sudah begitu (orangnya) langsung ngos-ngosan dan tidak sadarkan diri," imbuhnya.
Di tempat berbeda, dokter spesialis paru sekaligus Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Agus Dwi Susanto, membenarkan kondisi happy hypoxia syndrome bisa ditemukan pada pasien positif Covid-19.
Menurut Agus, hypoxia syndrome diawali dengan peradangan paru-paru atau pneumonia yang membuat perputaran oksigen terganggu.
"Darah yang kurang oleh oksigen ini kan nantinya akan masuk ke jantung dan didistribusikan ke seluruh tubuh, akibatnya jaringan-jaringan dan organ tubuh yang lain ikut mengalami kekurangan oksigen, yang disebut sebagai hypoxia," jelasnya.
Baca Juga: Sudah Susun Rencana, Isyana Sarasvasti Belum Honeymoon: Keburu Pandemi
Di dunia medis sendiri, sindrom ini masih menjadi tanda tanya besar.
"Itu masih menjadi tanda tanya para ahli-ahli di dunia. Kenapa pasien oksigennya sudah rendah, kok cenderung tampak biasa-biasa saja," kata Agus, dilansir dari Kompas.com.
Namun jika tidak segera ditangani, kondisi pasien bisa fatal karena tubuh manusia memiliki batas toleransi terkait jumlah oksigen.
Baca Juga: Selama New Normal, Jangan Sampai Pelit Beri Pelembap pada Tangan! Ini Dampak yang Bisa Terjadi
"Jadi mungkin di awal-awal pasien itu akan kelihatan biasa-biasa saja, tapi kalau dia terjadi happy hipoksia dalam waktu lama dan tidak diberikan terapi oksigen, maka dia akan tiba-tiba terjadi, istilahnya kematian mendadak," terangnya.
Oleh sebab itu pasien Covid-19 tanpa gejala (OTG) harus memeriksakan diri, karena dikhawatirkan terkena happy hypoxia syndrome.
"Hal ini harus dipahami masyarakat, tidak semua yang tidak bergejala itu boleh isolasi mandiri. Karena ada kondisi ketika tidak ada gejala, ternyata paru-parunya ada pneumonia, saturasi oksigennya rendah, karena ada yang namanya happy hypoxia," tutupnya.
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Ratih |
Editor | : | Alsabrina |
KOMENTAR