Memang, sih, membaca label kemasan terkesan sepele, sehingga sering kali kita lewatkan.
Namun, jika kita mampu menjadi konsumen pintar dengan cermat membaca label kemasan pangan olahan, lima sampai sepulu tahun ke depan, tubuh kita akan berterimakasih karenanya.
Karena, menurut Dra. Sutanti, hal ini dapat menurunkan risiko dan prevalensi penyakit tidak menular (PTM) di masa mendatang.
Baca Juga: Kolesterol Tinggi karena Kebanyakan Makan Daging? Turunkan Kadarnya dengan 5 Buah Ini
Kok, bisa?
“Di dalam label tersebut dicantumkan komposisi dan informasi nilai gizi. Ada keterangan kadar gula, garam, dan lemak. Dengan tahu dan membaca label maka konsumen bisa mengatur kadar zat gizi yang sesuai untuk dikonsumsi," ungkap Dra. Sutanti Siti Namtini, Apt., Ph.D, Direktur Standarisasi Pangan Olahan BPOM dalam webinar bertema “Menjadi Konsumen Pintar dengan Baca Label.”
"Apakah dia harus mengurangi gula, lemak, dan garam, atau sebaliknya. Sebab, konsumsi garam, gula, dan lemak ini, kan, sangat berpengaruh pada risiko penyakit tidak menular,” lanjutnya pada webinar kerja sama Danone Indonesia, BPOM, dan GridHealth itu.
Baca Juga: 5 Makanan Enak Ini Bisa Jadi Obat untuk Meredakan Flu, Nggak Perlu Langsung Minum Obat!
Penulis | : | Maria Ermilinda Hayon |
Editor | : | Alsabrina |
KOMENTAR