NOVA.id - Investasi? Lagi masa sulit begini, masa investasi, sih?
Takut rugi, ah!
"Harusnya, kan, kita menabung, berhemat, dan sedia uang tunai banyak untuk kebutuhan darurat.”
Baca Juga: Tips agar Bisa Tetap Belanja dan Berinvestasi saat Resesi Ekonomi
Kita mungkin berpikir demikian saat dihadapkan pada pilihan investasi di tengah ancaman resesi.
Wajar saja, situasi yang serba tak pasti seperti ini memang seakan menuntut kita untuk hidup lebih hemat dan hati-hati saat mengeluarkan uang.
Tapi, bukan berarti kita bisa abai akan masa depan, ya.
Baca Juga: Pintar Atur Uang saat Resesi, Senang Meski Penghasilan Berkurang
Selain tetap menabung, investasi juga tetap perlu.
Lagi pula, investasi bisa menjadi bentuk lain dari tabungan dana darurat, lho.
“Asal kita memilih investasi yang komposisinya tepat buat kita. Komposisi itu baiknya ngelihat diri kita juga. Misalnya dana daruratnya masih di angka Rp3 juta, padahal amannya di angka Rp6 juta. Ya sudah, kita banyakin di dana darurat dulu. Kalau sudah aman, baru nanti dibagi dan masukin juga buat investasi,” ujar Tejasari, CFP., konsultan finansial.
Baca Juga: Baru Merintis Bisnis? Simak 5 Tips Pintar Atur Uang Ini agar Bisa dapat Modal Usaha
Tentu dengan catatan semua kebutuhan dasar dan kewajiban keluarga kita sudah terpenuhi, ya.
Lantas, adakah jenis investasi yang relatif aman saat resesi? Ada.
Coba saja reksa dana pasar uang.
Baca Juga: Bingung karena Baru Pertama Kali Kredit Mobil? Ini Tips Mudahnya!
Reksa dana diklaim sebagai investasi yang cocok untuk orang yang belum mengerti produk investasi.
Pasalnya transaksi akan dibantu oleh manajer investasi.
Ada beragam jenis instrumen investasi di reksa dana.
Baca Juga: Pintar Atur Uang di Tengah Pandemi dengan Ajukan Keringanan Kartu Kredit, Begini Caranya
Mulai dari reksa dana saham, pendapatan tetap atau obligasi, pasar uang, dan campuran.
Reksa dana saham paling tinggi mendatangkan keuntungan.
Namun, risikonya juga paling besar karena fluktuasi paling tinggi dan tajam.
Baca Juga: Tak Sekedar Kumpulkan Duit, Begini 4 Siasat Pintar Atur Uang untuk Bayar Utang
Prinsipnya high risk, high return.
Ini sedikit berbeda dengan reksa dana pasar uang yang akan mengalokasikan investasi Anda pada instrumen pasar uang seperti Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan bisa juga obligasi yang jatuh temponya kurang dari satu tahun.
Fluktuasinya tak setajam saham, sehingga relatif paling aman dan minim risiko.
Baca Juga: Agar Keuangan Tak Terganggu Resesi, Lakukan 4 Tips Pintar Atur Uang Ini
Meski begitu, reksa dana pasar uang tetap bisa menguntungkan, kok.
Menurut Tejasari, reksa dana pasar uang masih memiliki return yang menarik dan sedikit lebih tinggi di atas bunga deposito.
Apalagi, reksa dana adalah instrumen yang bebas pajak, sedangkan bunga deposito terkena pajak 20 persen.
Baca Juga: Ini 4 Tips Pintar Atur Uang untuk Hadapi Pasangan Boros karena Hobi
Menariknya lagi, kita bisa mulai dari jumlah yang kecil, yaitu dari Rp100.000.
Praktisnya lagi, bisa mengakses pergerakan investasi secara digital.
Dengan karakteristik tersebut reksa dana pasar uang bisa menjadi alternatif pilihan yang tepat di samping deposito dan melengkapi kegiatan menabung kita.
Baca Juga: Pintar Atur Uang, Ikan Murah Ini Punya Kandungan Gizi yang Lebih Baik Dibandingkan Salmon
Meski begitu, jangan jadikan reksa dana pasar uang sebagai lumbung uang utama ketika terjadi hal-hal darurat.
Sekalipun umumnya reksa dana pasar uang memiliki likuiditas yang baik.
“Proses pencairannya memerlukan waktu sekitar 1-3 hari. Kita harus memiliki dana darurat dalam bentuk tabungan dulu, baru selebihnya bisa ditempatkan di reksa dana pasar uang. Apabila terjadi kondisi darurat, dana yang Anda ambil terlebih dulu adalah dana darurat di tabungan. Lalu, barulah kita bisa menunggu proses pencairan dana di reksa dana pasar uang,” saran Tejasari.
Baca Juga: Mau Merdeka Finansial? Lakukan 7 Kebiasaan Pintar Atur Uang Ini
Jadi ingat, ya, syarat utamanya adalah punya dana darurat dalam tabungan bank terlebih dulu baru bisa merambah ke investasi ini.
Asal tahu saja, mengalokasikan sebagian dana darurat ke investasi reksa dana pasar uang bisa membantu menggerakkan perekonomian.
“Jadi ada pergerakan. Kalau semua uangnya cuma disimpan dan diam di bank saja, nanti semua (ekonomi) ikut diam juga dong. Akhirnya, resesi kejadian. Padahal, kalau kita taruh uang di reksa dana itu juga menggerakkan perekonomian di bidang perbankan, manager investasi, dan bursa efek juga bergerak,” jelas Tejasari pada NOVA.
Baca Juga: Pintar Atur Uang dengan Kartu Kredit, Hindari 3 Pengeluaran Ini!
Asal syarat sudah dipenuhi, kita bisa mulai sedikit demi sedikit dengan jumlah minimal.
Ya, mungkin Rp100.000 enggak akan berarti kalau kita sendirian.
Tapi bayangkan bila kita dan banyak orang yang melek investasi bersedia menyisihkan Rp100.000 per bulan, bukan mustahil kita turut berperan dalam kestabilan perekonomian negara.
Bonusnya, kita dapat untung juga.
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
Penulis | : | Maria Ermilinda Hayon |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR