Para peneliti menyebutkan, pola makan pelaku diet keto berisiko bagi kesehatan pembuluh darah karena cenderung tinggi lemak, terutama lemak jenuh.
Selain itu, tren penurunan berat badan cenderung tidak berkelanjutan setelah seseorang menjalani diet itu untuk waktu satu tahun.
"Tidak jelas apakah penurunan berat badan disebabkan oleh ketosis atau karena pembatasan kalori," kata peneliti.
Baca Juga: Dari Roma Menuju Venice, Maia Estianty Perlihatkan Menu Makan Malam untuk Diet Ketonya yang Seharga Puluhan Juta Rupiah
Peneliti menambahkan, ada bukti bahwa penerapan diet keto dalam jangka panjang bisa memicu pengerasan pada arteri, dan memiliki risiko kematian lebih besar.
Kendati begitu, ada sejumlah manfaat diet keto bagi penderita diabetes, yaitu menurunkan kadar gula darah dan insulin.
Namun, peneliti mengingatkan perlu adanya studi lebih lanjut untuk mengonfirmasi manfaat diet keto sebelum diet tersebut direkomendasikan secara klinis.
Baca Juga: Mau Sukses Diet? Ini Diet yang Lebih Ampuh dari Diet Keto atau Karbo!
View this post on Instagram
Sahabat NOVA, di masa pandemi seperti ini, cash sudah enggak boleh sering dipakai. Alhasil, kita beralih ke cara pembayaran cashless, yakni dengan dompet digital. Tapi, enggak berarti kamu jadi boros, ya. Kamu harus tetap bisa Pintar Atur Uang. Uangmu memang lagi banyak di dompet digital, tapi jangan langsung dihabiskan buat hal-hal yang kurang penting. Tetap rutin isi dompet dan pakai kalau lagi butuh dan ada promo aja, ya. Yuk, Pintar Atur Uang mulai dari sekarang! . . . #tips #hemat #moneysaving #uang #tipskeuangan #dana #newnormal #newnormal2020 #covid19 #coronavirus #viruscorona #coronaindonesia #corona #indonesia #PSBB #dompet #dompetdigital #digital #Nova #PintarAturUang #WaktuBerkualitas #BerbagiCerita #GridNetwork #GridNetworkJuara
A post shared by NOVA (@tabloidnovaofficial) on Sep 16, 2020 at 10:05pm PDT
PROMOTED CONTENT
REKOMENDASI HARI INI
Ini yang Harus Dilakukan untuk Selamatkan ASI Jika Mati Listrik Berkepanjangan
KOMENTAR