NOVA.id – Tak bisa dimungkiri kalau selama ini sampah yang paling banyak ditemukan di perairan Indonesia berasal dari botol minum plastik.
Padahal, botol minum plastik bisa didaur ulang menjadi barang sehingga bisa mengurangi limbah plastik di laut Indonesia.
Salah satu jenis botol minum plastik yang bisa didaur ulang ialah plastik PET yang biasanya digunakan pada botol dan galon sekali pakai.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Serial Detektif Terbaik yang Sedang Tayang di Netflix
Menurut Christine Halim Ketua Umum ADUPI (Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia), Sampah plastik PET harus dilihat dan diperlakukan sebagai bahan baku, bukan sebagai sampah yang tidak bernilai.
Industri daur ulang memerlukan sampah plastik dalam jumlah besar, terutama jenis PET dengan kode 1 seperti yang dipakai botol dan galon sekali pakai.
Karena harganya mahal, sampah plastik PET menjadi rebutan para pemulung dan sulit ditemukan di tempat pembuangan akhir.
Baca Juga: Agar Aman dan Nyaman saat Berbelanja ke Luar Rumah, Terapkan Cara Ini
Plastik jenis PET seperti yang dipakai botol dan galon Le Minerale paling mahal harganya dan paling bernilai untuk didaur ulang. Hasilnya adalah barang-barang komoditas bernilai ekonomi tinggi seperti polyester, dacron sintetis, geotextile, bantal, baju winter, kancing.
Plastik PET dapat didaur ulang hingga 50 kali dan menghemat bahan baku produksi.
“Tren permintaan ekspornya terus naik. Karena itu kami menghimbau masyarakat melakukan pemilahan sampah dari rumah, bekerja sama dengan bank sampah atau petugas pemilahan sampah, agar plastik tersebut menjadi sumber ekonomi berkelanjutan,” tegas Christine Halim Ketua Umum ADUPI.
Baca Juga: Rekomendasi 6 Drama Korea Terbaru dari Viu di Bulan Oktober Ini
Oleh karena itu, Le Minerale bekerjasama dengan ADUPI dan IWP (Indonesian Waste Platform) untuk melakukan gerakan sinergi mengurangi sampah plastik dan mendaur ulang sampah plastik menjadi barang bermanfaat.
“Kerja sama ini akan terus membesar dan bekerja sinergis, bukan hanya mengelola plastik sampah kemasan Le Minerale tapi juga merek-merek lain. Dengan pendekatan ekonomi sirkular, sampah plastik yang semula kita pandang sebagai masalah justru mendatangkan rejeki dan berkah. Karena selain menjaga lingkungan, dapat memberi nilai tambah bagi masyarakat,” imbuh Febri Hutama, Sustainability Manager Le Minerale.
IWP bertugas melakukan edukasi kepada masyarakat Pulau Komodo, serta mengumpulkan dan memilah sampah plastik.
Baca Juga: Bisa Bikin Sendiri di Rumah, Ini Cara Buat Minyak Kemiri untuk Rambut
Sedangkan ADUPI berperan dalam pengolahan sampah plastik menjadi produk baru yang bernilai ekonomi tinggi.
Ketiganya juga baru saja melakukan edukasi di Pulau Komodo untuk membuat tempat wisata tersebut juga bersih dari sampah plastik.
Diharapkan dengan kerja sama ini permasalahan sampah plastik di Pulau Komodo mendapat solusi terbaik dan masyarakat pun mendapat nilai tambah.
Baca Juga: Jangan Sampai Zonk, Ini Syarat Dapat Cashback Rp90.000 dari Brimo
Dengan menjaga lingkungan, ekonomi masyarakat dari sektor pariwisata juga terjaga.
Dalam sambutan melalui video, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Siti Nurbaya menyatakan pemerintah mendukung penuh partisipasi para penggagas konversi sampah menjadi material yang memiliki manfaat berkelanjutan bagi masyarakat dan lingkungannya.
Pemerintah menghargai setinggi-tingginya mereka yang menggerakkan sebanyak mungkin orang untuk mengurai sampah menjadi salah satu mata rantai dari konsep ekonomi sirkulasi.
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
Penulis | : | Tentry Yudvi Dian Utami |
Editor | : | Alsabrina |
KOMENTAR