Kecepatan makan yang lebih cepat juga dikaitkan dengan bertambahnya berat badan, kadar glukosa darah yang lebih tinggi, dan lingkar pinggang yang lebih besar.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa makan terlalu cepat menyebabkan risiko obesitas yang lebih tinggi di masa mendatang.
Sebagian alasannya tampaknya karena perut tidak punya cukup waktu untuk memberi tahu tubuh bahwa dia sudah terisi.
Baca Juga: Wow, Ternyata Makan Makanan Pedas Bisa Bikin Kita Hidup Lebih Lama
Pada akhirnya, kita makan lebih banyak dari yang seharusnya. Dari sini kita tahu bahwa kesehatan jantung dapat dipengaruhi oleh kecepatan makan kita, di samping obesitas yang memang merupakan faktor risiko masalah jantung.
Di samping memberi anjuran untuk makan secara perlahan, American Heart Association juga merekomendasikan untuk lebih banyak makan biji-bijian, buah-buahan dan sayuran, serta lebih banyak berolahraga, sebagai cara untuk mengurangi risiko pengembangan sindrom metabolik.
Menurut Associate Medical Director di British Heart Foundation, Jeremy Pearson, yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut, tren makanan cepat saji modern sangat tidak ideal untuk mendukung kesehatan jantung.
Baca Juga: Makan Camilan Sehat Sesuai Mood: dari yang Merasa Bosan Hingga Marah
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Alsabrina |
Editor | : | Alsabrina |
KOMENTAR