Selain itu, keterlibatan pasien, keluarga, dan masyarakat sekitar juga berperan penting dalam mencapai kesinambungan dan keberhasilan perawatan PTM.
Sistem kesehatan di seluruh dunia menghadapi tantangan berupa peningkatan kebutuhan akan pelayanan kesehatan bagi orang-orang dengan PTM dan diperparah dengan adanya covid-19.
Hal ini dapat menimbulkan dampak negatif karena akses yang terbatas seperti tertundanya diagnosis yang berakibat pada peningkatan stadium penyakit, terganggunya proses terapi (pengobatan, rehabilitasi, perawatan paliatif), dan peningkatan faktor-faktor risiko perilaku seperti fisik kurang aktif.
Dr. dr. Lia G. Partakusuma, Sp.PK, MM, MARS., Sekretaris Jenderal Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) menjelaskan, seiring dengan terjadinya pandemi covid-19, layanan kesehatan pun ikut terdampak hingga menjadikan PTM, terutama penyakit kardiovaskular, sebagai salah satu ancaman kesehatan terbesar bagi masyarakat dalam jangka panjang.
Baca Juga: Yuk Rutin Berjalan Kaki Walau Hanya 5 Menit per Hari, Khasiat Ini akan Kita Dapatkan
Kondisi tersebut diperburuk dengan terbatasnya ruang gerak masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan. Namun, berbagai fasilitas kesehatan di Indonesia telah melakukan ragam upaya untuk menjaga kontinuitas pelayanannya, terutama bagi pasien PTM.
Salah satu upaya untuk memastikan layanan pasien PTM terus berlanjut di tengah pandemi adalah dengan memanfaatkan teknologi telehealth yang memungkinkan konsultasi jarak jauh antara pasien dan dokter secara daring.
Kegiatan ini membuka akses bagi pasien dari seluruh daerah di Indonesia untuk tetap dapat meneruskan program pengobatannya tanpa harus datang ke Rumah Sakit.
Baca Juga: Yuk Rutin Berjalan Kaki Walau Hanya 5 Menit per Hari, Khasiat Ini akan Kita Dapatkan
Penulis | : | Tentry Yudvi Dian Utami |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR