Selain itu, Jurnal dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mengungkapkan risiko anak terkena virus corona lebih rendah 20 kali dari kelompok usia tua.
“Walaupun risiko anak terkena virus corona lebih rendah, bukan berarti kewaspadaan terhadap hal tersebut hilang, karena anak-anak tetap memiliki risiko terinfeksi dan menginfeksi,” jelas dr. Ajeng.
Banyak hal yang perlu dipersiapkan untuk memulai sekolah tatap muka.
Menurutnya, “Pertama adalah komitmen seluruh pihak untuk memutus rantai penularan. Pemerintah khususnya pemerintah daerah harus menyiapkan aturan protokol kesehatan yang ketat untuk sekolah dengan menyiapkan regulasi bahwa tingkat pendidikan sekolah apa yang akan dibuka.”
“Jika tingkat pendidikan SMA hingga Universitas mungkin bisa diterapkan aturan dengan baik. Justru yang mengkhawatirkan adalah jika dibukanya tatap muka untuk tingkat SD & SMP,” ujar dr. Ajeng.
Dokter Ajeng menambahkan, selain hal tersebut sekolah juga perlu menyiapkan aturan dan Sumber Daya Manusia yang siap.
Baca Juga: Sekolah Tatap Muka Dibolehkan, Nadiem Makarim: Asal Ada Persetujuan Orang Tua Murid
Penulis | : | Dionysia Mayang Rintani |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR