Memang, ketika elektroda monopolar digunakan, arus listrik yang dibawa hanya menyebabkan sedikit luka bakar pada penis.
Namun, ternyata luka yang diakibatkan teknik itu memburuk dan mengakibatkan hilangnya jaringan yang signifikan yang melibatkan seluruh kelenjar dan bagian distal batang penis. Alat kelamin anak tersebut akhirnya harus diamputasi.
Dr Mahdian Nur Nasution, SpBS, tidak menyarankan sunat dengan teknik electrical cauter. Menurutnya, teknik ini sangat berbahaya bagi yang disunat.
Fatal bisa saja penis terpotong atau amputasi seperti kasus tadi.
Baca Juga: Anak Obesitas Diberi Obat Penurun Berat Badan, Apakah Diperbolehkan?
"Teknik electrical cauter ini adalah metode yang paling berbahaya. Jadi teknik yang digunakan electrical cauter itu memang alat yang digunakan untuk sunat yang paling berisiko terjadinya amputasi," ujar dr Mahdian Nur Nasution yang spesialis bedah syaraf ini.
Mengapa berbahaya karena logam yang panas ini bisa menyebabkan luka bakar pada bagian kelamin.
Sebenarnya, electric cauter adalah alat bedah yang digunakan untuk memotong kulit atau pembuluh darah sehingga pendarahan yang muncul akan minimal.
Hanya saja, alat ini sudah banyak yang dimodifikasikan sedemikian rupa.
Baca Juga: Ini Pentingnya Ajari Anak Berkumur Sejak Dini Demi Kesehatan Gigi dan Mulut Selama Pandemi
Penulis | : | Tentry Yudvi Dian Utami |
Editor | : | Alsabrina |
KOMENTAR