Nova.id – Beberapa waktu lalu, pemerintah telah resmi mengeluarkan syarat baru untuk masyarakat yang ingin bepergian keluar kota, yaitu dengan membawa hasil rapid test antigen Covid-19.
Syarat ini menjadi salah satu syarat mutlak bagi mereka yang bepergian menggunakan pesawat atau kereta api jarak jauh, dengan menunjukan hasil tes sebelum berangkat.
Berikut perbedaan antara rapid test antigen, rapid test antibodi, dan tes swab (PCR).
Jenis Sampel
Pada rapid test antibodi, tes dilakukan menggunakan sampel darah. Sedangkan, pada rapid test antigen dan PCR, keduanya menggunakan sampel lendir yang diambil dari dalam hidung maupun tenggorokan, melalui metode usap.
Inilah sebabnya rapid test antigen sering disebut juga dengan swab antigen. Karena keduanya merupakan tes yang sama.
Cara kerja
Rapid test antibodi bertujuan untuk mencari antibodi terhadap virus corona. Antibodi atau respon tubuh ini umumnya muncul setelah 4-7 hari setelah infeksi.
Baca Juga: Dua Kali Dipoligami, Rohimah Mantap Gugat Cerai Kiwil Saat Sang Komedian Asyik Berbulan Madu
Sementara, rapid test antigen memiliki cara kerja yang berbeda. Tes ini akan mengindentifikasi virus yang ada dalam hidung dan tenggorokan, untuk menentukan apakah seseorang telah terjangkit virus corona atau belum.
Sedangkan, tes CPR memiliki cara kerja untuk mencari materi genetik dari virus corona. Sesuai namanya, tes ini menggunakan teknologi polymerase chain reaction (PCR) yang mampu mendeteksi keberadaan virus atau ketika seseorang terinfeksi secara aktif.
Lama waktu tes
Rapid test antigen dan antibodi hanya membutuhkan waktu 10-15 menit hingga hasilnya keluar. Sementara itu, tes PCR membutuhkan waktu beberapa jam hingga beberapa hari untuk menunjukan hasil, sebab tes ini membutuhkan penelitian laboratorium yang tentunya terbatas oleh kapasitas.
Akurasi hasil tes
Secara umum, baik rapid test antibodi maupun alergen tidak cukup akurat untuk menentukan apakah seseorang terinfeksi virus corona atau tidak. Namun, pada tes antigen, setidaknya terdapat kemungkinan untuk memetakan pasien mana yang terkena infeksi.
Baca Juga: 4 Tahun Pacaran, Jessica Mila Ungkap Penyebab Putus dari Mischa Chandrawinata: Kamu Itu Terlalu Baik
Sejauh ini, tes PCR masih menjadi metode paling akurat untuk mendeteksi keberadaan virus satu ini. Meski begitu, bukan berarti kedua tes lainnya tidak banyak bermanfaat, justru, melalui kedua tes tersebut, hasil reaktif dapat mengindikasikan pasien untuk melanjutkan pemeriksaan ke tes PCR.
Harga tes
Dikutip dari Kompas.com (13/07/2020), Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) menetapkan tarif tertinggi pemeriksaan rapid test antibodi sebesar Rp 150.000 berdasarkan surat edaran bertanggal 6 Juli 2020.
Sementara itu, seperti diberitakan Kompas.com (10/10/2020), pemerintah melalui Kemenkes meminta dinas kesehatan provinsi dan kabupaten/kota mengawasi penerapan harga tertinggi test PCR.
Batasan harga tertinggi test PCR yakni sebesar Rp 900.000. Sedangkan, harga rapid test antigen di Indonesia saat ini masih bervariasi, tergantung dari lab yang menyediakan.
Baca Juga: 10 Tahun Membina Rumah Tangga, Irwansyah Ungkap Kebiasaan Buruk Zaskia Sungkar Jika Bertengkar
Dikutip dari Kontan (15/11/2020), harga rapid test antigen di Indonesia berada di kisaran Rp 349.000 hingga Rp 665.000.
Namun, ketiga tes ini sesungguhnya tidak diperlukan jika Sahabat Nova tetap berada di rumah dan disiplin menerapkan protokol 3M berupa penggunaan masker, menjaga jarak, dan sering mencuci tangan, sehingga tubuh terlindung dari paparan virus.
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
Penulis | : | Content Marketing |
Editor | : | Sheila Respati |
KOMENTAR