NOVA.id - Setahun pandemi Covid-19 di Indonesia, masyarakat makin was-was dengan munculnya dua varian virus baru.
Pertama, ada varian virus corona B.1.1.7 yang berasal dari Inggris.
Jenis virus ini 7 kali lebih menular dibanding virus corona biasa.
Baca Juga: Tak Selalu Gejala Covid-19, Ini Beberapa Penyebab Seseorang Tidak Bisa Rasakan Makanan
Varian B.1.1.7 sendiri sudah masuk ke Indonesia belum lama ini.
Sedangkan varian virus kedua adalah N439K yang lebih mengkhawatirkan.
Melansir Kompas.com, ada kemungkinan bahwa varian baru N439K ini tidak bisa diatasi dengan vaksin Covid-19 yang ada sekarang.
Baca Juga: Penyuntikan Vaksin Covid-19 Selalu Dilakukan di Bagian Lengan Atas, Ternyata Ini Penjelasan Ahli
Virus ini sendiri pertama kali terdeteksi di Skotlandia pada Maret 2020 lalu.
Namun berdasarkan penemuan Eijkman Institute, varian N439K sudah ada di Indonesia sejak akhir tahun 2020 lalu.
Sampai pada Januari 2021, varian ini terdeteksi di lebih dari 30 negara di seluruh dunia.
Sebenarnya, mutasi virus ini tidak memiliki ciri khusus yang membedakannya dari virus biasa.
Kendati demikian, N439K menunjukkan beberapa resistensi terhadap antibodi yang diambil dari pasien yang telah pulih dari virus.
Ini menimbulkan kekhawatiran tentang kemampuan virus untuk menyebabkan infeksi berulang.
Baca Juga: Pakai Tali Masker Ternyata Bahaya, Satgas Covid-19 Beri Solusi Ini
View this post on Instagram
N439K juga disebut lebih menular dibanding varian virus corona biasa.
Oleh sebab itu, para peneliti mengimbau pada pemerintah dan masyarakat untuk memperketat protokol kesehatan, melalui 3T dan 5M.
Masyarakat juga diminta untuk menghindari aktivitas di ruang tertutup ber-AC dalam durasi atau waktu yang lama karena ventilasi dalam ruangan tersebut sangat buruk.
Baca Juga: Rekomendasi Disinfektan dan Hand Sanitizer yang Bisa Bunuh Virus Corona
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Ratih |
Editor | : | Widyastuti |
KOMENTAR