Rhamli yang juga aktif dalam Komunitas Kopi Bogor dan juga Komunitas “Puncak Menyeduh” ini, punya obsesi agar lebih banyak lagi orang yang mengonsumsi kopi hitam sebagai rasa kopi yang asli (original).
Dengan jumlah anggota yang cukup besar, 200 orang di Komunitas Kopi Bogor dan lebih dari 100 orang di Komunitas Puncak Menyeduh, mereka aktif menggelar event untuk menghidupkan atau mensosialisasikan lagi minum kopi seduh black coffee.
Sementara itu Ahmad Zuhdi, perencana bisnis kopi (coffee business planner) panelis lainnya, berupaya memotivasi para pemuda dan pemudi yang rata-rata baru lulus SMA atau masih di tahun pemula bangku kuliah.
Baca Juga: Ini Pentingnya Peran Komunitas dalam Pengembangan Bisnis UMKM
Dirinya melihat animo yang cukup besar dari anak muda masa kini dalam bisnis kopi, sehingga di sekitar Kabupaten sampai Kota Bogor terdapat sekitar 500 coffee shop yang terdaftar, belum termasuk usaha kopi rumahan dan warung kopi.
Menurut Zuhdi, ”Jika ingin memperoleh modal usaha tetapi yang kita miliki masih sebatas ide bisnis, kita dapat mengajukan proposal ide bisnis tersebut kepada pemodal ventura (venture capital) atau para investor pemilik modal. Kalau sudah bertemu dengan mereka, kita mempresentasikan ide bisnis kita, ingin membangun usaha apa, lantas menyajikan latar belakang – portfolio diri kita sebagai personal branding.”
Secara umum ia menggambarkan berbagai tahapan dalam penyajian ide ataupun upaya untuk menghimpun dana mulai dari product development (pengembangan produk); market size; point of interest; businesss model; membaca situasi kompetisi dan siapa kompetitor; pentingnya modifikasi; fund raising; dan eksekusi menjual atau menghasilkan barang (jasa) sebagai tujuan akhir.
Baca Juga: Festival Pilih Lokal Aja: Pentingnya Peran Komunitas untuk Membangun Bisnis UMKM
Arie Ferdian Eki Saputro selaku Ketua Purna Paskibraka Indonesia (PPI) Kabupaten Bogor periode 2017 – 2022 menanggapi diskusi ini secara positif, dan para peserta dapat memperoleh pengetahuan baru, di luar keahllan mereka yang masih terbatas di bidang pengetahuan baris berbaris.
“Kendati diakui banyak anggota PPI yang ingin menjadi abdi negara sebagai PNS dan TNI, tetapi ada juga di luar mereka yang masih berminat menjadi wirausaha, seperti menjadi pengusaha kopi ataupun pengusaha garmen/fesyen. Pangsa ini yang ingin kami raih, sambil memenuhi benak mereka, dengan bekal pengetahuan berbagai keterampilan praktis sebagai bekal di masa depan,” jelasnya.
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
Berita yang lebih lengkap dan dalam ada di Tabloid NOVA. Belinya enggak repot, kok.
Sahabat NOVA bisa pilih langganan di Grid Store, atau baca versi elektroniknya (e-magz) di Gramedia.com, MyEdisi, atau Majalah.id.
Penulis | : | Dionysia Mayang Rintani |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR