NOVA.id - Sahabat NOVA, sudah tahu belum, jika sampah organik di rumah kita memiliki banyak manfaat. Bagaimana caranya?
Beberapa tahun belakangan ini, gerakan gaya hidup berkelanjutan dan minim sampah (zero waste) mulai banyak dilirik orang.
Paling enggak, banyak komunitas maupun individu yang melakukan sosialisasi gerakan ini.
Gerakan zero waste sendiri bertujuan agar sampah tidak semuanya harus berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA).
Baca Juga: Beli yang Baik, WWF Ajak Kita Beli Barang Berkelanjutan
Melainkan dengan melakukan 5R, yaitu refuse (menolak), reduce (mengurangi), reuse (menggunakan kembali), recycle (mendaur ulang) dan rot (mengompos sisa sampah).
Nah, salah satu yang bisa dilakukan adalah mengolah sampah organik. Ternyata, sampah organik di rumah memiliki banyak manfaat apabila diolah dengan tepat.
Salah satunya dapat dibuat jadi cairan serbaguna eco enzyme.
Eco enzyme merupakan cairan yang diproduksi dari fermentasi sampah organik, seperti sisa kulit buah-buahan yang dicampur dengan gula, dan air.
“Eco enzyme adalah liquid hasil fermentasi yang berfungsi untuk banyak hal, dari mengompos, mencuci, dan membersihkan,” kata Amalia Muthia, pegiat zero waste yang sejak tahun 2017 konsisten menerapkan gaya hidup berkelanjutan.
Amalia menjelaskan, fermentasi dari gula, sisa buah atau sayur mentah (kulit bonggol, ataupun potongan), dan air yang menghasilkan cairan enzyme dapat digunakan untuk banyak hal, terutama untuk menjadi bahan pembersih.
Baca Juga: Rilis Kampanye Tukar Baju, Zero Waste Indonesia Tawarkan Gaya Fashionable Minim Sampah
“Untuk bahannya bisa pakai kulit buah. Sayur juga bisa, cuma enggak wangi. Biasanya aku pakai kulit jeruk, kulit buah delima, buah jambu, buah-buahan yang wangi, biar hasilnya wangi,” tutur pemilik akun Instagram @holystyc ini.
Dikembangkan peneliti asal Thailand, Dr. Rosukon P, eco enzyme tidak hanya dapat menjadi pembersih alami, namun juga dapat jadi penyegar udara, antiseptik, pengusir serangga, hingga pupuk.
“Kalau sehari-hari utamanya aku pakai untuk bersih-bersih kayak ngepel lantai, ngelap kaca, pembersih toilet, buat baju juga. Karena cukup strong buat baju kotor. Banyak banget sebetulnya,” ujar Amalia.
Baca Juga: Begini Cara Memilah Botol Plastik agar Bisa Didaur Ulang, Wajib Simak!
View this post on Instagram
Selain ramah lingkungan, menurut Amalia, eco enzyme memiliki banyak kelebihan.
Katanya, “Pasti secara nilai lebih ekonomis, karena ini dari sisa-sisa kulit buah. Bahkan buat aku, satu botol 600 ml bisa dipakai buat satu tahun lebih, karena setiap kali pakai buat membersihkan cuma butuh beberapa mililiter aja.
Pembersih ini lebih kuat daripada pembersih sabun biasa, terus aman buat kulit sensitif. Kebetulan aku kulitnya sensitif juga,” ungkap Amalia.
Baca Juga: Yuk, Cobain Aplikasi Siklus Buat Kurangi Sampah Plastik Rumah Tangga!
Cara Membuat Eco Enzyme
Supaya bisa langsung membuktikan, Amalia memberikan cara membuat cairan eco enzym berikut ini.
Siapkan wadah botol plastik. Campurkan ketiga bahan, yakni air, gula, dan kulit buah dengan perbandingan 10:1:3. Contoh 1.000 ml air, 100 gram, 300 gr ampas buah (catatan: sisakan ruang sepertiga wadah untuk gas).
Masa fermentasi eco enzyme dilakukan 3 bulan. Pada bulan pertama harus buka tutup wadah selama beberapa detik untuk mengeluarkan gas setiap hari.
Baca Juga: Atasi Perubahan Iklim, Bank DBS Ajak Masyarakat Pahami Zero Food Waste
Setelah masa fermentasi selesai, eco enzyme disaring dan cairan eco enzyme siap digunakan.
Selanjutnya, ampas eco enzyme dapat dilanjutkan untuk fermentasi berikutnya, seperti dikomposkan atau dikubur dalam tanah.
Baca Juga: Rayakan Hari Air Sedunia 2021, Danone AQUA Tegaskan Komitmen Pengelolaan Konservasi
Simpan hasil fermentasi eco enzyme dalam wadah tertutup dan simpan pada suhu ruang.
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*
Penulis | : | Dinni Kamilani |
Editor | : | Widyastuti |
KOMENTAR