Kendati begitu, keamanan siber dinilai telah menjadi prioritas utama banyak perusahaan Indonesia, di mana, 59 persen menyebut, keamanan jadi sangat penting.
26 persennya menyebut, keamanan lebih penting dibanding sebelum Covid-19.
Tantangan-tantangan siber yang dirasakan perusahaan, terbanyak adalah akses yang aman (70 persen) dan perlindungan data pribadi (70 persen), perlindungan terhadap malware (63 persen).
Lebih dari setengah (63 persen) perusahaan percaya, mereka akan meningkatkan investasi keamanan siber.
Baca Juga: STB Jalin Kerja Sama dengan Traveloka untuk Tarik Pengunjung Asia Tenggara ke Singapura
Bahkan 40 persen di antaranya yakin bahwa investasi akan lebih dari 30 persen.
Studi ini pun mengungkap, 95 persen perusahaan di Indonesia mengakui, bahwa kesiapan dalam mempercepat transisi ke lingkungan kerja jarak jauh cukup beragam, mulai dari sangat siap hingga cukup siap.
Hanya 22 persen perusahaan yang mengatakan, lebih dari 50 persen tenaga kerja mereka bekerja dari jarak jauh sebelum pandemi.
Baca Juga: Menparekraf Ajak Masyarakat Tingkatkan Rasa Kebersamaan Pulihkan Sektor Parekraf
Jumlah itu diperkirakan meningkat jadi 32 persen ketika membahas situasi ketenagakerjaan setelah pandemi selesai.
Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) juga mencatat serangan siber naik tiga kali lipat pada 2020 dalam bentuk virus atau malware.
Adapun, yang bersifat teknis pada 2020 mencapai 495.337.202. Jumlah ini meningkat dua kali lipat dibandingkan 2019 yang hanya mencapai 228.277.875.
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
Penulis | : | Dionysia Mayang Rintani |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR