NOVA.id - Salah satu cara agar bisa cepat hamil adalah dengan mengetahui masa subur perempuan.
Melansir Kompas.com dari Verywell Family, masa subur perempuan dengan siklus haid teratur umumnya terjadi 14 hari menjelang siklus haid dimulai.
Diketahui, masa subur perempuan berlangsung selama enam hari dan perempuan paling subur pada dua hingga tiga hari sebelum ovulasi dan saat hari H ovulasi.
Baca Juga: Ingin Tunda Punya Momongan? Begini Cara Pilih Kontrasepsi yang Tepat!
Kita bisa mengatahui masa subur dengan memantau siklus haid minimal tiga bulan.
Namun, penghitungan secara manual itu cukup sulit dilakukan terutama bagi perempuan yang memiliki siklus haid tak teratur.
Meski begitu, ada cara yang lebih mudah untuk mengetahui masa subur, yaitu dengan memperhatikan tanda-tanda fisik.
Dikutip dari Kompas.com, berikut ini 8 tanda masa subur perempuan.
Baca Juga: Promil, Rahasia Aurel Hermansyah Bisa Cepat Hamil Setelah Menikah
1. Keputihan seperti putih telur
Hormon estrogen akan meningkat saat mendekati ovulasi. Akibatnya, kita akan mengalami keputihan seperti putih telur yang berwarna bening dan elastis.
Cara mengetahuinya mudah. Kita cukup mengecek lendir di Miss V dengan jari yang bersih.
Regangkan lendir tersebut dengan ibu jari dan telunjuk atau jari tengah.
Apabila cairan bisa melar, lengket, dan sangat licin, kemugkinan besarnya itu termasuk tanda masa subur.
Baca Juga: Waspada! 6 Kesalahan dalam Berhubungan Intim Ini Ternyata Dapat Memperlambat Kehamilan
2. Peka terhadap bau
Pada masa subur, beberapa perempuan lebih peka terhadap bau. Perempuan bahkan dapat merasakan aroma feromon atau zat kimia yang dikeluarkan pasangan.
3. Sakit pada payudara
Tak sedikit perempuan merasa sakit pada payudara atau puting saat masa subur.
Hal itu terjadi karena adanya perubahan hormon sebelum dan sesudah ovulasi.
Baca Juga: Cara Agar Cepat Hamil dari dr Boyke Meski Kita dan Pasangan Sibuk
4. Nyeri panggul
Tanda lainnya yaitu panggul atau area perut bawah terasanya nyeri.
Meski begitu, rasa sakit tersebut biasanya ringan, berada di salah satu sisi perut dan berlangsung dalam hitungan menit atau jam. Sebagian perempuan juga merasakan mual saat mengalami nyeri panggul.
5. Muncul bercak kecokelatan
Bercak kecokelatan bisa muncul saat folikel yang melindungi sel telur matang bertumbuh lalu pecah.
Gejala ini umumnya tidak berbahaya dan berlangsung singkat. Namun, jika hal ini terus berlanjut, kita perlu berkonsultasi ke dokter.
Baca Juga: Katanya Aku Sehat, tapi Kok Tak Kunjung Hamil Juga, Apa yang Salah?
6. Gairah seks meningkat
Melansir The Bump, peningkatan gairah seks ini juga ditunjang dengan perubahan fisik.
Perempuan jadi terlihat lebih seksi saat masa subur.
Struktur tulang di wajah akan sedikit bergeser, serta jalannya jadi lebih seksi karena pinggul akan sedikit lebih berayun ketimbang biasanya.
Baca Juga: Ingin Tunda Punya Momongan? Begini Cara Pilih Kontrasepsi yang Tepat!
View this post on Instagram
7. Adanya perubahan posisi leher rahim atau serviks
Saat tidak dalam masa subur, posisi serviks mudah teraba atau dengan vagina.
Namun, saat sebelum ovulasi, posisi leher rahim akan bergerak ke atas dan sulit diraba.
Selain itu, leher rahim atau serviks juga lebih lembut dan sedikit terbuka saat masa subur.
Baca Juga: Tak Perlu Selalu Percaya Kalender, Inilah 7 Tanda Kita Memasuki Masa Subur
8. Peningkatan suhu tubuh basal
Suhu tubuh basal atau suhu tubuh saat istirahat akan mengalami peningkatan saat masa subur.
Diketahui, suhu tubuh normal kita rata-rata berkisar 37 derajat Celcius.
Untuk mengetahui suhu basal, kita bisa mengukur suhu tubuh di pagi hari, tepat saat bangun tidur sebelum buang air.
Pada umumnya, suhu tubuh basal tidak jauh berbeda apabila kita memiliki pola tidur yang konsisten.
Saat ovulasi, kadar hormon progesteron di tubuh kita akan meningkat. Hal itu dapat menyebabkan suhu tubuh sedikit naik.
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Presi |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR