NOVA.id - Setahun lebih pandemi Covid-19 menghantam seluruh dunia dan telah memiliki berbagai varian baru.
Varian Delta menjadi yang paling ramai dibicarakan belakangan ini karena sangat mudah menyebar.
Kini, varian terbaru yaitu Lambda diklaim memiliki sifat serupa dan kebal vaksin Covid-19.
Baca Juga: Syarat Vaksin Covid-19 untuk Anak 12-17 Tahun, Pastikan 11 Hal Ini
Dalam studi pracetak yang belum ditinjau rekan sejawat, dipaparkan bahwa varian Lambda mampu melewati antibodi penetral yang dapat melawan virus.
Ada sejumlah mutasi yang ditemukan di protein lonjakan atau protein spike varian Lambda, yang membuatnya lebih resistan terhadap antibodi dari orang yang sudah divaksin.
Kendati demikian, perlu studi lebih lanjut untuk membandingkan apakah varian Lambda lebih berbahaya dibanding Delta.
Baca Juga: Pentingnya Vaksin Covid-19 Meski Pernah Positif Virus Corona
View this post on Instagram
WHO menyebutkan, varian Lambda awalnya terdeteksi di Peru pada Agustus 2020.
Sejak itu dilaporkan di 29 negara di seluruh dunia, sebagian besar di Amerika Latin, termasuk Argentina dan Cile.
Hingga saat ini varian Lambda belum terdeteksi di Indonesia.
Baca Juga: Peruri dan M Bloc Space Gelar Sentra Vaksinasi Covid-19, Creative Vaccine Nation
"Pada 14 Juni, varian yang ditetapkan untuk garis keturunan (penamaan) Pango C.37, klad GISAID GR/452Q.V1, klad NextStrain 20D, ditetapkan sebagai VOI global, dan diberi label oleh WHO sebagai Lambda," ujar WHO.
Virus, atau varian virus, dapat menjadi kebal vaksin jika bermutasi.
Mutasi terjadi secara alami selama virus memiliki inang (seseorang) untuk menginfeksi dan menularkan infeksi.
Baca Juga: Syarat Pasien Sakit Jantung Bisa Dapat Suntikan Vaksin Covid-19
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Ratih |
Editor | : | Widyastuti |
KOMENTAR