NOVA.id - Sejauh ini, para ahli telah menemukan 10 varian Covid-19 di seluruh dunia.
Namun di Indonesia, ada 4 varian yang terdeteksi dan menjadi fokus penanganan.
Varian Delta menjadi yang paling menular belakangan ini.
Baca Juga: 3 Posisi Proning untuk Naikkan Saturasi Oksigen Saat Positif Covid-19
Menurut Dicky Budiman, epidemiolog dan dosen di Griffith University Australia, setiap virus berpindah inang, ia akan mengalami cacat atau mutasi kecil.
Alhasil, virus bisa melemah atau justru menguat. Dicky mengatakan, potensi virus menguat akan semakin tinggi seiring dengan tingkat penyebarannya.
Dengan demikian, menurutnya, di Indonesia sudah ada varian lokal yang tercipta.
Baca Juga: Masih Alami Anosmia Setelah Covid-19? Coba Lakukan Terapi Ini
"Menurut saya, di Indonesia sudah ada varian asli Indonesia yang tidak ditemukan di dunia. Kita perlu surveillance genome (pemantauan genom virus) yang memadai," jelasnya, dilansir dari Kompas.com.
Dicky menjelaskan, ada tiga kriteria yang harus dipenuhi virus varian baru agar masuk kategori yang mengkhawatirkan.
Tiga kriteria tersebut adalah kecepatan penularan, kemampuan menimbulkan gejala yang parah bahkan kematian, dan kemampuan menurunkan efikasi antibodi setelah vaksinasi.
Baca Juga: Jadwal Vaksin Keliling Jakarta Selasa 24 Agustus, Jangan Terlewat!
Menurut Dicky, varian di Indonesia belum masuk kategori varian Super.
Namun, ia memperingatkan kemungkinan adanya varian baru yang berbahaya.
Kendati demikian, terciptanya mutasi lokal ini menjadi tanda buruk.
Baca Juga: 10 Varian Covid-19 yang Ada di Dunia, Banyak yang Mudah Menular
View this post on Instagram
"Varian di Indonesia memang belum masuk kategori varian Super, tetapi itu saja sudah membuktikan di wilayah kita tidak terkendali. Otomatis bisa tercipta varian baru yang berbahaya dan mendekati Super. Ini perkara waktu saja," sambungnya.
Ia pun menyarankan agar masyarakat tetap patuh pada protokol kesehatan.
"Kalau dia belum divaksin, perlu isoman (isolasi mandiri) selama 10-14 hari, sedangkan bagi yang sudah divaksin, cukup karantina di rumah selama tujuh hari sebelum masuk kantor lagi. Jangan kurang dari itu," tandasnya.
Baca Juga: Waspada! Ini Gejala Badai Sitokin yang Dialami Pasien Covid-19
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Ratih |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR