Kebocoran ini juga mengekspos data staff e-HAC seperti, nomor KTP, nama, username akun e-HAC, dan alamat e-mail.
Menurut peneliti VPNMentor, kebocoran data ini akan berdampak luas bagi penggunaan e-HAC dan upaya pemerintah Indonesia dalam menangani pandemi Covid-19.
"Setelah peneliti menyelidiki database dan memastikan datanya otentik, kami menghubungi Kemenkes Indonesia untuk memberi tahu temuan kami," tulis VPNMentor dalam blog resminya.
Baca Juga: 7 Cara Mencegah Pencurian Data Pribadi di Internet, Wajib Tahu!
Namun menurut VPNMentor, belum ada tanggapan dari Kemenkes terkait kebocoran data ini.
Mereka juga telah menghubungi Tim Tanggap Darurat Komputer Indonesia/Computer Emergency Response Team (CERT) dan Google sebagai penyedia hosting aplikasi e-HAC.
VPNMentor juga telah menghubungi Badan Siber dan Sandir Negara (BSSN) yang akhirnya menutup server e-HAC pada 24 Agustus 2021.
Baca Juga: Cara Mengganti Data KTP Elektronik yang Salah, Gampang Banget!
View this post on Instagram
KOMENTAR