NOVA.id - Membersihkan memakai cotton buds sudah jadi kebiasaan banyak orang.
Padahal, memakai cotton buds bisa membahayakan telinga kita.
Para ahli pun tidak menyarankan tindakan ini karena bisa membuat kerusakan di beberapa bagian di telinga kita.
Baca Juga: Sisa Maskara yang Tak Dibersihkan Bisa Bahaya, Ini Cara Menghapusnya
Sahabat NOVA seringkali merasakan gatal atau kotor di telinga lalu mengambil cotton buds sebagai alat pembersih.
Sebetulnya yang kita pikir kotoran ialah serumen yang diproduksi sel-sel khusus dalam telinga.
Makin lama, serumen ini bisa menumpuk.
Baca Juga: Awas Bahaya Kebutaan, Ini Akibatnya Jika Tidur Memakai Softlens
View this post on Instagram
Menumpuknya serumen bisa membuat kita merasa tidak nyaman, menurunkan pendengaran dan kadang membuat sakit.
Nah kalau sudah begini, kita akan mengambil cotton buds untuk membersihkan serumen ini.
Melansir Kompas.com, memasukkan alat-alat ke dalam telinga dapat mendorong serumen masuk ke telinga dalam.
Baca Juga: Minum Air Dingin saat Cuaca Panas, Awas! Bahaya Turunkan Detak Jantung
Hal itu bisa menyebabkan penyumbatan dan penumpukan serumen.
Tidak hanya mendorong serumen masuk lebih dalam, cotton buds yang kita pakai juga bisa melukai bagian dalam telinga.
Saat kondisi ini terjadi, telinga kita bisa terkena infeksi, berisiko gendang telinga pevah dan kehilangan kemampuan mendengar secara signifikan.
Baca Juga: Perempuan Harus Tahu! Makan Pedas saat Menstruasi Apakah Bahaya?
Lalu, apakah sebaiknya telinga tidak dibersihkan?
Sebetulnya kita tidak harus membersihkan telinga setiap hari.
Kotoran telinga akan keluar dengan sendirinya ke daun telinga karena dorongan mekanisme otot pipi saat mengunyah.
Air yang masuk saat kita keramas pun sebetulnya membantu kita membersihkan telinga.
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
Source | : | Kompas Health |
Penulis | : | Septirini Sekar Nusantari |
Editor | : | Widyastuti |
KOMENTAR