NOVA.id - Hampir semua rumah menggunakan lampu neon sebagai penerangan di malam hari atau kondisi gelap.
Namun lampu neon ternyata punya bahaya yang serius untuk kesehatan tubuh, lo.
Hal ini erat kaitannya dengan sinar UV yang dihasilkan oleh lampu neon.
Baca Juga: Tabloid NOVA Terbaru: Waspada Love Bombing, Ketika Dapat Perlakuan Baik Berlebihan dari Pasangan
Berdasarkan sebuah studi yang diterbitkan dalam American Journal of Public Health, penggunaan lampu fluorescent menyebabkan masalah penglihatan karena radiasi UV.
Kisaran cahaya yang aman untuk menghindari paparan sinar ultraviolet (UV) yang berpotensi merusak mata adalah 2000 hingga 3500K. Namun, beberapa lampu neon berada di luar kisaran aman ini.
Pencahayaan lampu neon dapat meningkatkan penyakit mata terkait dengan UV hingga 12 persen.
Baca Juga: Bahaya Tidur Terlalu Lama Bisa Sebabkan Gangguan Kesehatan Ini
View this post on Instagram
Radiasi UV telah dianggap sebagai penyebab katarak dan pterigium (penyakit mata yang ditandai dengan tumbuhnya selaput pada bagian putih bola mata yang bisa mencapai kornea).
Fotoreseptor (alat indra yang menerima rangsang berupa cahaya) di retina rentan terhadap kerusakan oleh cahaya, terutama sinar UV.
Kerusakan ini dapat menyebabkan kematian sel dan penyakit.
Baca Juga: 6 Cara agar Terhindar dari Bahaya Investasi Bodong, Simak Baik-Baik!
Di dalam setiap lampu neon setidaknya terdapat lima milligram merkuri yang berbentuk uap atau bubuk.
Padahal, merkuri merupakan bahan kimia yang sangat berbahaya.
Beberapa milligram saja sudah bisa meracuni metabolisme tubuh manusia.
Dengan mengetahui dampak buruk yang ditimbulkan bagi kesehatan, khususnya bagian mata, pertimbangkan lagi jika kamu masih bertahan untuk menggunakan lampu neon.
Baca Juga: Bahaya, Kebiasaan Ini Bisa Picu Trust Issues dalam Diri Anak
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Ratih |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR