NOVA.id - Jangan melarangnya, apalagi memarahinya. Lalu, bagaimana cara merespons yang tepat?
Respons apa yang keluar saat kita melihat anak asyik memainkan atau menyentuh alat kelaminnya, sebagian dari kita mungkin terkejut.
Tak jarang refleks memarahi si kecil dan
memintanya agar berhenti menyentuh alat kelaminnya.
Sesungguhnya ini bukanlah respons yang tepat. Lantas, bagaimana respon yang tepat? Tak perlu panik, ternyata menurut psikolog anak Dr. Ihsana Sabriani Borualogo, M.Si., Psikolog, hal itu wajar dilakukan oleh anak di usia 3 sampai 5 tahun atau biasa juga disebut dengan fase ekspolarasi.
Baca Juga: Bahaya, Kebiasaan Ini Bisa Picu Trust Issues dalam Diri Anak
Di usia itu si kecil sedang dalam proses mengenali apa saja yang ada dalam diri mereka, termasuk alat kelaminnya.
“Pertama, sebaiknya orangtua bisa pahami, jadi jika usia anak sekitar tiga tahun, dan dia mencoba mengeksplor itu sebetulnya sama dengan dia mencoba mengenali mana indra dia, telinga, hidung, mulut, begitu juga ketika anak mencoba mengeksplor dan menemukan alat kelamin,” jelas Ihsana, yang juga dosen Psikologi di Universitas Islam Bandung (UNISBA).
Jadi kata Ihsana sebaiknya orangtua tidak perlu panik atau terkejut saat memergoki anak tengah menyentuh alat kelaminnya.
Baca Juga: Bahaya Pneumonia di Tengah Pandemi Covid-19, Cegah dengan Imunisasi Anak!
Respons terkejut justru bisa membuat anak kaget dan akhirnya membuat anak semakin penasaran.
Hal yang dapat dilakukan orangtua atau orang dewasa saat melihat anak tengah memegangi alat kelaminnya adalah dengan mengalihkan perhatian anak kepada hal lain.
Misalnya saja mengajak anak bermain atau membaca buku. Jika dalam fase eksplorasi ini anak
ditangani dengan tepat maka kebiasaan anak memegang alat kelaminnya ini akan hilang dengan sendirinya sebelum memasuki fase sekolah.
Baca Juga: 3 Bahaya Learning Loss pada Anak Jika Sekolah Tatap Muka Ditunda Lagi
Jangan Katakan Tidak Boleh
Di masa ekplorasi ini cukup alihkan fokus anak dari memainkan atau memegang alat kelamin. Sebaiknya kita tidak melarang anak menyentuh kelaminnya misalnya dengan mengatakan “tidak boleh”.
Karena apa yang dilakukan anak itu memang normal. Berbeda jika anak memegang pisau, kita bisa melarangnya, sembari menjelaskan pisau tersebut berbahaya dan dapat melukainya.
“Berkaitan dengan mengeksplorasi dengan alat kelamin, saya cenderung untuk tidak (perlu)
menjelaskannya secara gamblang, cukup dialihkan,” kata Ihsana.
Baca Juga: Sering Meneriaki Anak Bawa Dampak Buruk, Ini 5 Cara Menghentikannya
View this post on Instagram
Kata Ihsana, orangtua harus paham, bahwa anak belum mengerti bahwa alat kelamin itu dalam konteks orang dewasa, ada kaitannya dengan relasi seksual
"Mereka tidak perlu tahu tentang itu, maka ketika mengalihkan perhatian anak, kita jangan memasukkan ide tentang sexual intercouse," ujar Ihasana.
Cukup ajakan saja, seperti, "Jangan sering-sering pegang itu, nanti tangan kotor kamu harus cuci tangan,".
Baca Juga: Ternyata Ini Penyebab Anak Usia Sekolah Lebih Sering Terkena Panu
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
Penulis | : | Dinni Kamilani |
Editor | : | Alsabrina |
KOMENTAR