NOVA.id - Apakah Anda pernah mendengar atau bahkan melihat buah lerak? Siapa sangka, buah lerak telah digunakan nenek moyang kita sejak dahulu untuk membersihkan pakaian.
Bukan tanpa alasan, kandungan getah saponin, suatu alkaloid beracun dalam buah lerak dapat menghasilkan busa dan bekerja sebagai surfaktan yang bisa mengangkat noda, minyak, dan kotoran.
Sayang, kebiasaan ini mulai dilupakan oleh sebagian besar masyarakat dan hanya pengrajin batik
yang meneruskan penggunaannya. Kenapa?
Baca Juga: Rekomendasi Produk yang Cocok dan Aman Dipakai untuk Ibu dan Buah Hati
Adora Beata Bethari, founder dari @backyardplastavfall menuturkan jika biji lerak atau dikenal juga sebagai rerek atau lamuran ini sejak lama digunakan pengrajin batik di Indonesia sebagai detergen alami untuk membilas batik.
“Karena memang batik sendiri enggak boleh dicuci menggunakan detergen biasa demi menjaga keindahan warnanya. Sehingga, memang buah lerak ini lebih familiar di daerah Jawa Tengah
dan Jawa Timur,” jelas Beata pada NOVA.
Sebaliknya, buah berbentuk bulat berwarna cokelat kehitaman ini malah eksis di luar negeri sebagai bagian dari gaya hidup ramah lingkungan.
Baca Juga: Stop Mencuci Buah dan Sayuran Menggunakan Sabun, Ini Bahayanya!
“Di Indonesia baru banyak dicari semenjak 2018. Saat gerakan zero waste banyak muncul, akhirnya semakin dikenal,” ujar Beata.
Saat ini buah lerak mulai banyak dijual. Kata Beata, biasanya jika membeli langsung di daerah Yogyakarta dan Jawa Timur satu kilogram buah lerak dijual dengan harga Rp15.000-Rp20.000.
“Tapi kalau sudah sampai di Jakarta bisa Rp60.000 sampai Rp65.000 per kilogram. Bahkan, di luar negeri dijual per butir,” ungkapnya.
Baca Juga: 7 Manfaat Mengonsumsi Pisang Setiap Hari, Bisa Turunkan Berat Badan
Cocok Untuk Kulit Sensitif
Selain sebagai detergen alami untuk mencuci pakaian, buah lerak juga bisa digunakan sebagai sabun mandi, sampo, sabun cuci tangan, pembersih lantai dan kaca, hingga sabun untuk hewan peliharaan kesayangan di rumah.
Beata pun membagikan pengalamannya, kata dia, “Kalau sabun sama saja. Hanya dia keset. Jadi kalau mandi jadi lebih hemat air karena busanya enggak banyak. Sekali bilas selesai, enggak licin.”
Dibandingkan pembersih berbahan kimia, selain sangat ramah lingkungan, sabun dari buah lerak aman digunakan oleh kita yang memiliki kulit sensitif.
Baca Juga: 7 Buah Ini Cocok untuk Proses Penyembuhan Covid-19, Salah Satunya Pepaya
Tapi, hati-hati jangan berkontak langsung dengan mata ya, karena akan sangat perih.
Selain itu, jika digunakan untuk mencuci pakaian bisa membuat pakaian lebih awet. Sebab, sifatnya yang halus tidak merusak bahan pakaian.
Lalu, yang terpenting sisa ampas dari buah lerak dapat Anda gunakan sebagai kompos. Tertarik mencoba?
Baca Juga: Jangan Pakai Sabun, Ini Cara Membersihkan Teko Listrik yang Benar
Cara Membuat Cairan Pembersih dari Buah Lerak
Ada dua jenis buah lerak. Pertama, lerak basah yang memiliki tekstur tidak terlalu keras. Kedua, lerak kering dengan tekstur yang cukup keras.
“Untuk yang basah kita cukup memberinya air dan lerak akan langsung mengeluarkan busa. Berbeda dengan yang kering kita harus terlebih dahulu mengolahnya,” jelas Beata.
Nah, jika Sahabat NOVA ingin mencoba berkreasi dan mengolah buah lerak sendiri di rumah, berikut empat langkah yang bisa dilakukan.
Baca Juga: 5 Tanaman ini Ternyata Bisa Dijadikan Pembersih Rumah Alami, Apa Saja?
View this post on Instagram
1. Rendam 100 gram buah lerak (15-20 biji) selama 12 jam.
2. Rebus lerak dengan satu liter air, tambahkan cengkih, serai, jeruk, lemon, atau essential oil sebagai bahan pewangi.
Matikan api dan diamkan sampai turun ke suhu ruang.
3. Pindahkan cairan lerak ke dalam botol. Cairan lerak siap digunakan.
Baca Juga: Wah, Teknologi Plasmacluster di Air Purifier Sharp Bisa Membasmi Virus
4. Simpan di suhu ruang atau di lemari pendingin. Cairan bisa bertahan satu bulan hingga lima bulan jika dalam lemari pendingin.
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
Penulis | : | Dinni Kamilani |
Editor | : | Alsabrina |
KOMENTAR