"Kayaknya mungkin hidayah ya, ya itu tiba-tiba ada pertanyaan dalam diri saya ini rumahnya itu yang sudah nyaman, kira-kira hanya nyaman untuk diri sendiri atau buat lingkungan tuh gimana ya? Jangan-jangan selama ini kita egois."
"Berawal dari rumah. Ya udah berawal dari situ. Saya jadi pengen tahu kan distribusi sampah rumah tangga aku ke mana. Berakhirnya ke mana. Dari situ aku cari info, belajar mengenai bank sampah, dan ikutan workshop," ujar Ranie Untara.
Berbicara soal gaya hidup minim sampah, Ranie Untara juga mengolah sampah makanan untuk menjadi kompos. Sementara minyak goreng yang ia pakai, dikirim ke bank sampah.
"Kalau urusan dapur, memang masak sesuai kebutuhan. Aku selalu beli curah, bawa wadah sendiri jadi meminimalisir bungkusnya. Sisa makanannya aku masukin komposter."
Baca Juga: Bahayanya Sering Diabaikan, Minyak Jelantah Bisa Picu Kanker
"Minyak jelantah gak bisa dibuang ke sembarang tempat ya. Dan ada beberapa bank sampah yang sudah bisa menampung minyak jelantah."
Mengenai minyak goreng kelapa sawit berkelanjutan, Ranie Untara justru baru mengetahui adanya produk tersebut.
"Sebetulnya aku pribadi sudah lama pakai minyak kelapa dan dibeli secara curah. Cuma memang tetap ya karena kan konsumen minyak sawit ini masih sangat banyak."
"Apa lagi goreng-gorengan masih banyak dikonsumsi dalam keseharian, jadi memang minyak kelapa sawit yang RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil) ini patut dicoba sih."
Baca Juga: Mengenal Kumbang Moncong pada Kebun Kelapa Sawit, Apa Kelebihannya?
KOMENTAR