"Sebelum pandemi, kita rutin mengadakan pelatihan bersama. Itu kadang-kadang kita memakai minyak goreng, kadang nggak. Tergantung materi pelatihan. Kalau materi pelatihan goreng-menggoreng itu kita pakai minyak goreng 4-5 liter," ujar Bunga Safari.
Lalu, apa itu produk minyak goreng kelapa sawit berkelanjutan? Angga Prathama Putra, Sustainable Palm Oil Project Leader WWF yang juga menjadi narasumber acara yang bertajuk “Ibu Pelopor Produk Berkelanjutan” pun menjelaskan soal minyak goreng kelapa sawit berkelanjutan.
"Kalau kelapa sawit berkelanjutan itu kan pengelolaannya mempertimbangkan dan menerapkan azas-azas sosial dan keberlanjutan."
"Tadi juga sudah disinggung sama pembicara sebelumnya bahwa memang harus sudah mulai aware dengan produk berkelanjutan. Ya itu tadi, kalau sawit tidak dikelola dengan baik bisa muncul kebakaran dan merusak habitat itu sendiri."
Baca Juga: Rekomendasi Produk Lokal yang Ramah Lingkungan, Dari Madu hingga Anyaman Rotan
"Jadi produksinya yang memang diperhatikan agar tidak merusak lingkungan, merugikan sosial. Lingkungan, sosial, dan profit ya. Kalau lingkungan dijaga, sosial dijaga, ya akhirnya profitnya baik ya," jelas Angga.
Perbedaan minyak kelapa sawit biasa dan berkelanjutan bisa dikenali dengan ekolabel, yang diberikan oleh RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil).
Layaknya label halal, ekolabel adalah sertifikasi yang menandakan jika produk tersebut diproduksi secara berkelanjutan, dari sumber yang lestari dengan cara yang tanggung jawab.
Salah satu produk minyak kelapa sawit berkelanjutan yang memiliki ekolabel adalah produk Super Indo 365 Minyak Goreng Sawit.
Baca Juga: Tabloid NOVA Edisi 1738: Ide Bisnis Ramah Lingkungan yang Bisa Dicoba
KOMENTAR