Itu sebabnya, tidak dapat ditentukan berapa lama proses sesi pertemuan (theraphy dan counseling), karena berbeda kasus dan penanganan, termasuk tahapan yang perlu dilakukan secara berkelanjutan.
Zoya menambahkan dalam tahapannya, tidak jarang ia harus bekerjasama dengan tim dokter dalam menyelesaikan kasus yang dialami para klien.
“Seperti pada kasus perempuan dengan vaginismus yang vaginanya tidak dapat berpenetrasi karena saat proses penetrasi, vaginanya mengeras seperti tembok.
Baca Juga: Ayah Taqy Malik Diduga Lakukan Penyimpangan Seksual Kepada Istri Siri
“Untuk itu saya bekerjasama dengan dokter spesialis obstetri dan ginekolog,” jelas Zoya.
Sedang pada kasus lelaki yang mengalami disfungsi ereksi, maka lelaki atau si suami harus terlebih dulu berkonsultasi dengan dokter andrologi, spesialis medis yang mengurus kesehatan pria secara khusus termasuk urusan reproduksi dan sistem urin pria.
Jika ditanya bentuk terapi apa yang diberikan kepada pasien, tidak ada solusi general, mengingat setiap orang adalah unik, karena itu setiap orang juga harus berproses.
Baca Juga: 6 Kesalahan yang Sering Dilakukan dalam Hubungan Intim, Bahaya Bisa Menghampiri!
“Intinya, solusi bagi mereka adalah menggunakan terapi dan konseling yang disesuaikan dengan kasus dan jenis masalah yang dihadapi,” jelasnya.
Ia mencontohkan sejumlah terapi yang digunakan antara lain adalah Sensate Focus Therapy atau Emotional Focused Couple Theraphy (EFCT), dan Cognitive Behaviour Theraphy (CBT), yang berbeda klien dan berbeda kasus yang mereka hadapi.
Adapun bentuk homework yang perlu digarap bersama pasangan pasutri misalnya ritual romantic, dan ini berbeda kepada setiap klien, karena setiap orang berbeda treatmentnya.
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
Penulis | : | Dionysia Mayang Rintani |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR