Didirikan di Indonesia pada 2009 oleh dua warga negara Belanda, Guido van Hofwegen dan Lieselotte Heederik, Nazava menyediakan air minum bagi lebih dari 450 ribu orang berpenghasilan rendah dan menargetkan untuk menjangkau 2 juta orang di 2024.
Sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia, dimana 72% dari total populasi menggunakan air sumur sebagai air minum, dan kurang lebih sekitar 26 ribu anak-anak meninggal dunia rata-rata pertahunnya karena diare akibat mengkonsumsi air minum yang terkontaminasi, Nazava telah mengembangkan model yang inovatif.
Bekerja sama dengan perguruan tinggi lokal dan internasional, termasuk Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Padjadjaran (UNPAD), dan Delft University, Belanda.
Baca Juga: Jadi Ibu Pelopor Produk Berkelanjutan dengan Cara Pakai Minyak Goreng Berekolabel
Saringan air minum yang telah teruji secara global ini, didesain agar aspiratif dan mudah digunakan. Produk ini didistribusikan secara luas di Indonesia lewat jaringan penjualan Lembaga Keuangan Mikro (MFI), reseller, dan situs e- commerce.
Secara keseluruhan saringan air Nazava memiliki dampak positif pada masyarakat lewat beberapa cara.
Pertama, meningkatkan kesehatan dengan cara mengurangi potensi penyakit yang menyebar lewat air.
Kedua, mengurangi produksi CO2 karena tidak butuh merebus air dengan menggunakan energi fosil.
Ketiga, mengurangi sampah.
Baca Juga: Makan Gorengan, Tetap Jaga Lingkungan dengan Minyak Sawit Berkelanjutan
View this post on Instagram
Penulis | : | Dionysia Mayang Rintani |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR