Gejalanya Ringan, Bisakah Varian Omicron Dideteksi Tes PCR?

NOVA.id - Varian Omicron atau B.1.1529 sudah menyebar ke lebih dari 20 negara di dunia.

Terbaru, pemerintah Singapura melaporkan ada 2 kasus infeksi varian Omicron ini.

Kecepatan penyebaran ini dikarenakan jumlah mutasinya luar biasa tinggi, yakni 32 mutasi pada protein spike.

Baca Juga: Waspada! Kasus Covid-19 Varian Omicron Ditemukan di Singapura

Melansir Tribunnews, ada beberapa gejala varian Omicron yang bisa diamati:

a. demam atau kedinginan

b. batuk

c. sesak napas atau kesulitan bernapas

d. kelelahan

e. nyeri otot atau tubuh

f. sakit kepala

g. kehilangan rasa atau bau baru, sakit tenggorokan

h. hidung tersumbat atau pilek

i. mual atau muntah

j. diare.

Baca Juga: Dikabarkan Menyebar Lebih Cepat dari Varian Delta, Virus Corona Omicron Mempunyai Gejala Sangat Ringan

 

 

 

View this post on Instagram

 

 

 

A post shared by NOVA (@tabloidnovaofficial)

Dengan gejala yang tergolong ringan ini, bagaimana cara mendeteksi varian Omicron?

Menurut laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 26 November 2021, beberapa laboratorium telah menunjukkan bahwa untuk satu tes PCR yang banyak digunakan, satu dari tiga gen target tidak terdeteksi atau disebut dropout gen S.

Oleh karena itu tes PCR dapat digunakan untuk mendeteksi adanya varian Omicron sambil menunggu hasil sequencing atau metode untuk mengetahui penyebaran mutasi Covid-19.

Baca Juga: Waspada Varian Omicron, Karantina WNI-WNA dari Luar Negeri Diperpanjang

Menurut WHO, pendekatan ini memungkinkan varian Omicron terdeteksi pada tingkat yang lebih cepat daripada lonjakan infeksi sebelumnya.

WHO pun menetapkan Omicron sebagai Variant of Concern (VOC) atau varian virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan peningkatan penularan dan kematian serta dapat memengaruhi efektivitas vaksin.

Sementara itu, melansir Kompas.com dari Indian Express, Rabu (01/12), tes RT-PCR hanya dapat memastikan seseorang terinfeksi Covid-19 atau tidak.

RT-PCR tidak dirancang untuk menemukan varian tertentu yang telah menginfeksi orang tersebut.

Untuk itu perlu dilakukan studi sekuensing genom.

Baca Juga: Tangani Covid-19 Bersama, Generasi Muda Harus Aktif Tangkal Hoaks

Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.

Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)

PROMOTED CONTENT