NOVA.id - Sebagai orang tua, pasti ingin anaknya tumbuh dan berkembang secara ideal.
Maka untuk itu, orang tua harus mewaspadai tentang gangguan yang bisa menghambat perkembangan anak.
Salah satunya speech delay atau keterlambatan bicara. Speech delay merupakan kemampuan bicara anak yang masih di bawah standar seusianya.
Anak yang mengalami speech delay, kurang mampu dalam mengungkapkan kata-kata dan sulit untuk diajak komunikasi dua arah.
Baca Juga: Saffron, Jadi Alternatif Herbal untuk Tingkatkan Imun Tubuh Tepat untuk Masa Pandemi
Ketika hal tersebut terjadi, anak kesulitan untuk bersosialisasi dengan orang lain. Lalu seperti apa tanda-tanda yang harus diwaspadai orang tua Ketika anak terindikasi mengalami speech delay?
Tanda-tanda Speech Delay pada Anak
Sebelum mengetahui tanda-tanda speech delay, orang tua harus paham mengenai faktor-faktor penyebab speech delay pada anak.
Adapun faktor speech delay yaitu pertama, adanya faktor bawaan atau genetik. Umumnya, faktor ini dialami bayi yang lahir premature, bayi yang mengalami sindrom tertentu, dan bayi yang mengalami gangguan saraf otak.
Kedua, dapat disebabkan dari pola asuh anak. Kurangnya stimulasi bicara dan bahas oleh orang tua dapat menyebabkan anak terlambat bicara. Terlebih, jika anak terlalu banyak bermain gawai atau screen time.
Baca Juga: Tak Hanya Dianjurkan Nabi, Kenali Lebih Jauh Manfaat Kurma Berikut Ini
Dr. Ajeng Indrastari menjelaskan bahwa tanda-tanda speech delay pada anak dapat dilihat dari perkembangan bicara dan bahasa pada anak sejak lahir.
“Bayi 0-3 bulan ternyata saat kita ajak komunikasi, mengeluarkan suara “eng-eng” ternyata sedang berbicara. Setelah tahapan tersebut, bayi biasa babbling. Ketika anak 12-18 bulan sudah bisa bicara minimal 3-6 kata dengan aktif, umumnya memanggil mama dan papa.
Namun, ketika anak perkembangannya tidak sesuai dengan usianya. Maka orang tua harus mewaspadai tentang perkembangan bicara anak,” Ucapnya saat menjadi narasumber di acara Fiveghthing Jungle Babies Bogor bersama Vitamin Generos di Bogor (5/12).
Baca Juga: Ini 7 Cara Mengatasi Diare dengan Cepat, Dijamin Pasti Sembuh
Ajeng melanjutkan, orang tua harus aktif dan peka terhadap grafik perkembangan anak melalui imunisasi atau saat kontrol ke dokter anak.
Saat kunjungan, umumnya orang tua dapat berkonsultasi tentang pemantauan pertumbuhan anak yang terlihat di kolom atau grafik perkembangan anak buku KIA.
Permasalahan speech delay pada anak sudah banyak dialami oleh orang tua di komunitas Babies Bogor. Orin, Ketua Babies Bogor mengatakan bahwa anaknya pernah mengalami speech delay.
“Anak saya saat umur dua tahun sudah bisa memanggil mama papa. Namun, saat anak saya sudah mulai mengenal gawai, panggilan tersebut hilang. Jadinya harus sering distimulasi dan melakukan komunikasi. Speech Delay di komunitas ini memang sering dialami oleh anggota Babies Bogor.” Ucapnya saat ditemui tim Generos.
Baca Juga: Rekomendasi Popok Bayi dengan Daya Tampung Besar dan Struktur 3D
Speech Delay dan Dampaknya Terhadap Sosialisasi Anak
Speech delay berkaitan dengan bahasa verbal anak. Ketika anak berinteraksi atau bersosialisasi anak membutuhkan kata-kata ataupun bicara. Namun, nyatanya anak dapat bersosialisasi dengan anak lain atau anak seumuran tidak hanya menggunakan bahasa verbal tapi juga bisa menggunakan bahasa tubuh.
Ajeng mecontohkan ketika anak dua tahun baru bisa mengucapkan satu atau dua kalimat. Ia cenderung menggunakan bahasa tubuh untuk berbicara dengan temannya.
Misalnya cuma "ehh ehh" dengan menatap mata temannya. Secara tidak langsung mereka sudah berinteraksi. Namun, ketika anak sudah memasuki usia 5 tahun mengalami keterlambatan bicara, anak akan kesulitan untuk bersosialisasi dengan orang lain.
Maka, orang tua perlu memberikan stimulasi secara intensif mulai dari keluarga inti dan mencukupi asupan nutrisi yang baik untuk anak.
Baca Juga: Rachel Vennya Divonis 4 Bulan Penjara dan Denda Rp50 Juta, tapi Tidak Ditahan
Tips Mengajarkan Anak Bersosialisasi
Pertama, memberikan stimulasi bicara mulai dari keluarga inti. Orang tua harus aktif dalam berkomunikasi mengenai kegiatan anak sehari-hari. Saat anak sudah mulai bicara dengan keluarga inti, seperti dengan orang tua atau saudara-saudaranya, maka selanjutnya orang tua dapat mengajarkan anak bersosialisasi dengan kerabat lain.
Namun perlu diingat bahwa saat pandemi orang tua perlu lebih waspada dalam mengenalkan anak saat bersosialisasi. Pastikan agar orang yang ditemui anak dalam keadaan sehat.
Kedua, pemberian nutrisi tambahan yang cukup. Generos vitamin nutrisi otak anak dapat membantu anak lancar bicara. Orang tua bisa menstimulasi bicara anak sembari memberikan vitamin Generos. Karena vitamin ini mengandung lima bahan alami yang membantu mengaktifkan saraf otak anak agar lancar bicara.
Baca Juga: 5 Tanda Serangan Jantung yang Kerap Tak Diduga Banyak Orang, Salah Satunya Mual
Ketika anak sudah bisa menyesuaikan perkembangan bicara dan bahasa sesuai usianya, orang tua akan lebih mudah dalam mengajarkan anak untuk bersosialisasi dengan teman sebayanya atau orang lain.
Bicara dan bahasa pada anak merupakan perkembangan yang penting dan harus diawasi oleh orang tua. Orang tua perlu meluangkan waktunya untuk anak, memperhatikan setiap kebutuhan dalam tumbuh kembangnya dan menstimulasi anak agar tumbuh kembangnya optimal.
Pemberian stimulasi bicara dengan benar dan pemberian vitamin Generos dapat membantu anak agar mudah dalam bersosialisasi dan berkomunikasi secara aktif. (*)
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
Penulis | : | Widyastuti |
Editor | : | Widyastuti |
KOMENTAR