“Komunikasi yang sukses dengan penyandang disabilitas adalah menciptakan rasa nyaman saat berinteraksi."
"Prinsip-prinsip umum untuk berinteraksi dengan kelompok non-difabel antara lain tetap tenang dan menjadi diri sendiri, bersabar dan memberikan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan tertentu, serta menunjukkan penghargaan dengan memberikan bantuan di saat yang tepat,” ucap Ari Ananta, perwakilan dari ASB Indonesia.
Diskusi dalam semiloka ini mengupas ragam materi komunikasi yang lebih aksesibel untuk berbagai ragam disabilitas, termasuk orang dengan disabilitas sensori (penglihatan, pendengaran) maupun orang yang kurang mobilitasnya (menggunakan kursi roda, kruk, atau tongkat).
Baca Juga: Kabar Baik, Vaksin Anak Usia 6-11 Tahun Akan Dimulai 24 Desember 2021
Misalnya, menyajikan informasi di poster dengan ukuran huruf yang lebih besar dan pilihan kertas yang tidak menyilaukan mata, komunikasi tatap muka yang memposisikan diri sejajar dengan tingkat mata (eye level), komunikasi verbal yang menggunakan kalimat pendek dan sederhana, dan sebagainya.
Terkait vaksinasi COVID-19 untuk kelompok disabilitas, dr. Retty Kharisma Sari, SpPD, PhD perwakilan dari Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) menekankan bahwa terdapat 15% prevalensi kelompok ini di seluruh dunia.
“Kelompok disabilitas perlu divaksin karena beberapa faktor antara lain memiliki tingkat komorbiditas yang tinggi, akses layanan kesehatan yang terbatas dan sistem imun yang lemah."
Baca Juga: Kisaran Harga Booster Vaksin Covid-19, Tak Lebih dari Rp500 Ribu
"Selain itu, informasi terhadap kesehatan publik juga masih terbatas, padahal risiko terkena COVID-19 dan risiko kematian lebih tinggi."
"Untuk itu, vaksinasi bagi kelompok disabilitas perlu diprioritaskan untuk mencegah keparahan dan kematian,” tutup dr. Retty.
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
KOMENTAR