Akhirnya mau tak mau harus mengubah strategi. Tahun 2015, keduanya memutuskan untuk menggunakan nama baru yakni Pepari Leather, yang berarti Peppy dan Ari.
Baca Juga: Pilih Lokal Aja: Kisah Mantan Pramugari yang Terjun ke Bisnis Makeup
View this post on Instagram
Sejak saat itu, produk yang diproduksi fokus pada bahan kulit asli untuk pembuatan tas kulit, dompet kulit, ikat pinggang, hingga aksesori seperti gantungan kunci.
“Kami coba memakai bahan kulit sapi asli yang premium. Dari situ, kita ikut pameran ternyata responnya bagus, walaupun harganya jauh lebih mahal,” ungkapnya.
Pakai Strategi Ritel
Tapi rupanya perubahan itu pun tidak langsung berjalan mulus. Meski permintaan pasar selalu ada, Peppy dan Ariani malah sempat kehabisan modal dan tidak mempunyai dana untuk biaya produksi.
“Banyak cash flow terhambat, banyak uang yang nyangkut di reseller dan sitem reseller kami belum paham betul waktu itu. Jadi, untuk modal produksinya enggak ada,” terangnya.
Kedati demikian, hal tersebut dijadikan pembelajaran bagi keduanya. Selanjutnya mereka mengubah stategi jualan dari konsep reseller menjadi ritel.
Kata Peppy, “Kita banyak belajar, sekarang kita jualannya ritel. Jadi ada uang ada barang, enggak ada ngambil dulu bayar nanti. Alhasil, enggak ada uang terhambat di luar, cash flow-nya lancar.”
Tidak mau cepat puas, selain menjaga kualitasnya, setiap bulan Pepari terus berinovasi dengan selalu menghadirkan satu produk baru.
Hasilnya, bisnis yang dulu babak belur dihajar barang impor ini, kini beromzet minimal Rp400
juta setiap bulannya. Wah, hebat ya!
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
Penulis | : | Dinni Kamilani |
Editor | : | Widyastuti |
KOMENTAR