Selanjurnya, sampaikan kekhawatiran kita pada anak, namun pastikan cara menyampaikannya tidak membuat anak justru merasa takut.
Baca Juga: Mengenal Drone Parenting, Jenis Pola Asuh yang Banyak Dipakai Orang Tua Milenial
Kita bisa mengatakan batasan apa yang anak boleh lakukan dan dan apa yang sebaiknya anak hindari supaya tidak terjadi kemungkinan penularan.
Misalnya dengan mengatakan, “Mama senang kamu kembali ke sekolah, tapi suasananya sekarang masih belum betul-betul aman, jadi kalau nanti di sekolah kamu tetap harus jaga protokol kesehatan ya, tetap jaga jarak dengan temanteman, tetap pakai masker. Ketika jam istirahat dan mau makan jangan sambil ngobrol supaya tidak ada perpindahan virus.”
Jangan Menyangkal
Akui kekhawatiran yang kita rasakan. Ya, Paling penting adalah menerima keadaan, termasuk apa yang sedang Anda rasakan seperti perasaan cemas dan khawatir.
Baca Juga: Anak Takut Menginjak Rumput? Yuk! Cari Tahu Penyebab dan Cara Mengatasinya
View this post on Instagram
Jadi tak perlu Anda menyangkalnya. Sampaikan Kata Ihsana, “Orangtua sendiri kekhawatiran Anda pada anak, namun pastikan cara menyampaikannya tidak membuat anak justru merasa takut. perlu untuk menerima kondisi keadaan bahwa ia cemas, jangan menolak atau denial, karena kalau perasaan cemas ditolak akan semakin cemas.”
“Sadari bahwa: betul saya cemas, anak saya mau berangkat lagi ke sekolah, saya khawatir, tetapi saya sudah menyampaikan kepada guru dan kepada anak saya, maka saya sekarang akan belajar untuk menenangkan diri,” jelas Ihsana.
Dengan melakukan 3 hal tersbut, setidaknya akan membantu Anda mengurangi rasa cemas yang dirasakan.
Cara Mengelola Rasa Cemas
Penulis | : | Dinni Kamilani |
Editor | : | Alsabrina |
KOMENTAR