NOVA.id - Jika Sahabat NOVA pencinta aneka tas maupun berbagai aksesori dengan motif lucu, bisa di-customized sesuai dengan selera Anda, maka brand Mohimohisew bisa jadi pilihan.
Berawal dari ketidaksengajaan pada tahun 2009 silam, saat Ade Wulandari membuat suvenir untuk ulang tahun anaknya, justru jadi gerbang yang membuatnya jadi pengusaha.
Saat itu ia yang memang suka menggambar membuat goodybag (tas jinjing multifungsi pengganti plastik).
Namun, respons tak terduga didapatkan Ade, pemilik Mohimohisew. Rupanya tas yang ia unggah di Facebook banyak yang melihat dan tertarik, hingga banyak orang yang ingin memesan.
Singkat cerita, Ade yang saat itu masih bekerja pun akhirnya menerima banyak pesanan, dan mulai serius menggarap jualannya di Facebook.
Baca Juga: Pilih Lokal Aja: Flashy Sempat Tutup 7 Toko, Kini Hasilkan Rp12 Juta Sehari
“Seiring berjalannya waktu, selain banyak yang pesan goodybag, banyak juga costumer yang ingin membeli satuan. Akhirnya, kita mulai mengembangkan tas kulit,” kata Ade saat dihubungi NOVA.
Hingga saat ini Mohimohisew menyediakan berbagai aneka jenis tas dan aksesori. Mulai tempat kacamata, tempat laptop, dompet, id card holder, dan masih banyak lagi.
Produk-produk tersebut dibagi menjadi dua jenis, yakni produk premium yang berbahan kulit, dan produk yang lebih terjangkau dengan material kain kanvas.
Tentu saja dengan tetap mempertahankan ciri khasnya, yakni gambar yang dibuat dilukis secara manual, khususnya untuk produk-produk berbahan kulit.
Sedangkan, produk berbahan kanvas sekarang sudah dicetak menggunakan mesin printing karena dinilai lebih efisien, baik secara biaya maupun waktu.
Baca Juga: Pilih Lokal Aja: Neluwung Artccessories Berawal dari Hobi jadi Usaha
“Semua proses awalnya dilukis, baru kemudian dicetak secara printing. Makanya, kami tetap menggunakan tagline Mohimohisew: Handmade Gift for Handmade Lovers,” Kata Ade.
Untuk harganya, bahan kanvas dibanderol mulai Rp40.000 sampai Rp400.000. Aksesori berbahan kulit Rp350.000 sampai Rp750.000, dan untuk produk tas kulit mulai Rp950.000 hingga Rp1,5 juta.
Kesulitas SDM
Adapun untuk urusan modal, sejak awal dirinya memberlakukan sistem Purchase Order (PO) dengan uang muka 50 persen dari harga produk, yang digunakannya sebagai modal.
Tapi menurut Ade, tantangan terbesar yang ia hadapi adalah menemukan sumber daya manusia (SDM). Tidak mudah baginya hingga ada di posisi sekarang dengan tim yang dianggapnya sudah sangat solid.
Baca Juga: Pilih Lokal Aja: Kisah Mantan Pramugari yang Terjun ke Bisnis Makeup
View this post on Instagram
“Mencari penjahit itu enggak gampang, apalagi tas karena kadang bisa jahit baju belum tentu bisa jahit tas. Bisa bikin tas kulit belum tentu juga bisa pegang tas kain.” Kenang Ade.
Ade bahkan sempat berkali-kali ditipu oleh penjahitnya, seperti membawa kabur peralatan jahit dan bahan tas, hingga penjahit yang minta bayaran di muka namun kemudian hilang tanpa kabar.
Beruntung, Ade tak menyerah sampai akhirnya menemukan timnya yang sekarang. Tak berhenti soal tim dan pelayanan, kualitas bahan juga dijaga agar tidak mengecewakan pembeli. Itu prinsip Ade.
“Sebisa mungkin jangan bikin orang kecewa. Biasanya orang coba-coba beli satu barang, kemudian puas akhirnya kembali order,” ungkapnya.
Sehingga wajar saja sebelum pandemi, Mohimohisew bisa menjual 100 tas kulit dalam satu bulan, dan produksi produk nonkulit hingga 500 item sebulan.
Baca Juga: Rekomendasi Tempat Makan Mi Aceh Enak di Jakarta yang Wajib Dikunjungi
Sayang sejak pandemi, kata Ade bisa menjual 10 tas kulit dalam satu bulan saja sudah sangat bersyukur. Dua tahun berlalu, Mohimohisew bangkit kembali dan bikin bangga karena sebagai UMKM binaan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kememparekraf),
Mohimohisew dipercaya untuk membuat salah satu item suvenir acara Motor GP di Mandika Lombok. Wah, hebat yah!
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
Penulis | : | Dinni Kamilani |
Editor | : | Alsabrina |
KOMENTAR