Pada setiap langkah, pelat serat karbon yang kaku membantu busa memampatkan dan mengembang lebih cepat, mengembalikan lebih banyak energi ke pelari pada tiap gerak kaki. Efek utama dari sepatu berlapis karbon adalah mengurangi fleksi pergelangan kaki dan karenanya meningkatkan mekanika pergelangan kaki.
“Menggunakan hypersonic sangat luar biasa khususnya dalam latihan long-run di mana teknologi carbon plate sangat membantu dalam bouncing saat berlari sehingga kelelahan kaki dapat dieliminisasi,” ucap Coach Hendri Pardede, Boston qualifier yang mewakili Indonesia tahun lalu,
“(Hypersonic) sangat pantas menjadi salah satu pilihan running gear andalan, saya menggunakannya di Boston Marathon dan sangat membantu saya untuk mencapai finish, performanya luar biasa sehingga saya dapat bersaing dengan pelari luar negeri lainnya,” tambahnya.
Hendri Pardede bahkan mengatakan bangga bisa menjadi pelari yang mencoba Hypersonic di ajang Boston Marathon.
“Sebagai pelari marathon, saya bangga bisa menjadi pelari indonesia yang mencoba Hypersonic di ajang Boston Marathon, bangga dengan brand lokal pertama di Indonesia yang mempergunakan teknologi Kinetic blade atau carbon-plate,” ujar Coach Hendri Pardede.
Serat karbon terbuat dari filamen karbon kristal yang tipis dan kuat. Lima kali lebih kuat dari baja dan dua kali lebih kaku tetapi juga sangat ringan. Dengan menambahkan serat karbon ke sepatu, sepatu akan berperforma lebih baik pada sisi teknologi bantalan, dan secara keseluruhan memungkinkan waktu pemulihan pelari yang lebih cepat, mengurangi kelelahan otot, meningkatkan kecepatan dan menurunkan cedera kronis pada lutut, pinggul, dan pergelangan kaki.
Baca Juga: Melakukan Self Reward dengan Memakan Camilan, Apakah Baik untuk Tubuh? Ini Kata Psikolog
Midsoles yang terbuat dari karbon juga mengubah cara pelari mendarat di sepatu dan, pada dasarnya, memungkinkan untuk melompat lenting karena pelat karbon bertindak sebagai tuas untuk secara efektif menggulung kaki ke depan melalui kekuatan yang dikembangkan oleh otot kaki dan mendorong tubuh ke depan melalui siklus gaya berjalan dimana hal ini juga membuat sendi jempol kaki lebih lurus selama toe-off, secara praktis, menghemat energi. (*)
Penulis | : | Widyastuti |
Editor | : | Widyastuti |
KOMENTAR