Sejatinya, keunggulan sangat erat dengan kelemahan. Yuswo menambahkan, di dalam keluarga khususnya hubungan bisnis kakak-adik, semua hal dianggap urusan keluarga.
Sehingga, banyak yang melupakan bahwa urusan bisnis tak bisa disamakan dengan urusan keluarga.
“Kalau tidak di atur secara profesional maka menjadi masalah di lain hari. Terus di dalam manajemen juga begitu. Ketika itu diisi oleh keluarga, maka pertimbangannya juga pertimbangan family. Ketika perusahaan sudah mulai profesional, kita enggak cuma cukup trust saja tapi juga kompetensi,” jelas Yuswo.
Itulah sebabnya, sebelum Anda ingin berkolaborasi bisnis bersama kakak dan adik, penting untuk menegakkan rambu-rambu profesionalitas.
Urusan standar operasional prosedur (SOP) juga harus dipikirkan matang-matang sejak awal. Sebab dalam berbisnis, tak tertutup kemungkinan hubungan kakak-adik bisa berantakan akibat masalah keuangan dan aset yang besar.
“Kalau awal-awal, mikirin aturan enggak kepikiran. Biasanya bisnisnya jalan dulu, ngehasilin omzet, dan bisa berlangsung. Enggak pernah mikirin nantinya bakal gimana-gimana. Ketika sudah jadi, duitnya ada, awalnya itu kerja keras, terus tiba-tiba bisnisnya jadi besar, masing-masing (pendiri) pengin menguasai (bisnisnya),” pungkasnya.
Mungkin Anda pun sering mendengar, ya, kejadian seperti ini menimpa teman atau kenalan kita
Baca Juga: Punya Banyak Usaha, Rudy Salim Bagikan 4 Kunci Sukses Berbisnis
Pembagian Laba
Menyoal keuangan, kita semua tahu, bisnis tak akan berjalan tanpa adanya modal usaha. Umumnya, kakak-adik yang membangun bisnis bersama-sama menggelontorkan modal yang sama besar. Bisa juga, sang kakak memberikan modal sebanyak 60 persen, sedangkan sang adik sebanyak 40 persen.
Lantas, setelah mendapat profit, pembagian bisa disesuaikan dengan modal yang diberikan. Yuswo menuturkan, “Kalau tutup tahun, misalnya perusahaan menghasilkan profit sekian terus profit itu mau dibagikan ke pemegang saham. Ada yang dikembalikan ke perusahaan untuk pengembangan ekspansi, atau duit itu diserahkan ke pemegang saham melalui rapat. Tapi kalau (usaha) kecil, (uangnya) tahu sama tahu, ya.”
Selain itu, sistem bagi hasil bisa dijalankan ketika Anda baru memulai suatu usaha. Dengan adanya kontrak kerja sama antara kedua pendiri, maka jika perusahaan menghasilkan keuntungan, akan dilakukan pembagian dari hasil laba.
Dan, bukan hanya keuntungan. Sebaliknya, jika bisnis mengalami kerugian, kedua belah pihak akan menanggung bersama sesuai dengan pembagian yang telah disepakati.
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
Source | : | Tabloid Nova |
Penulis | : | Annisa Octaviana |
Editor | : | Alsabrina |
KOMENTAR