NOVA.ID - Sahabat NOVA pasti sudah tidak asing ya dengan fenomena Citayam Fashion Week?
Dalam beberapa minggu terakhir ini masyarakat dihebohkan dengan munculnya “Citayam Fashion Week”, yang dicetuskan oleh anak-anak milenial dan dimotori oleh Bonge dan Jeje.
Aktivitas yang disebut dengan Citayam Fashion Week tersebut bukan lagi sebuah angan-angan, melainkan telah menjadi sebuah kenyataan yang membuka wawasan dan pandangan baru bagi banyak orang, loh!
Dengan memanfaatkan sebuh petak jalan yang tidak ramai menjadi sebuah catwalk baru, sehingga memungkinkan bagi mereka yang ingin mengekspresikan keinginan menjadi seorang model.
Artinya untuk menjadi seorang model yang berlenggak lenggok di sebuah catwalk, tidak lagi harus dilakukan di sebuah tempat mewah seperti hotel dan mall.
Para modelpun tidak harus mereka yang sudah terlatih dan memiliki pengalaman di dunia modelling.
Disinilah letak istimewanya Citayam Fashion Week, dimana semua orang dari semua golongan memiliki kesempatan untuk mengekspresikan keinginan mereka menjadi model secara instan di sebuah jalan sempit.
Mereka bisa menyalurkan bakat terpendam mereka dengan mudah dan cepat dengan biaya murah.
Ide gila yang dibuat oleh anak-anak milenial tersebut pada akhirnya membuka pandangan baru, bahwa Citayam Fashion Week menjadi sebuah kegiatan yang bermanfaat dan mampu menggerakkan roda ekonomi.
Tak pelak lagi Citayam Fashion Week telah menjelma menjadi sebuah model dari ekonomi kreatif, yang selama ini belum banyak dikenal oleh banyak orang.
Ekonomi kreatif merupakan suatu bentuk kegiatan ekonomi yang berbasis pada ide-ide kreatif dalam menciptakan suatu produk, jasa ataupun kegiatan.
Citayam Fashion Week merupakan satu contoh dari beberapa kegiatan ekonomi kreatif yang selama ini bisa kita saksikan, seperti industri periklanan, pemasaran, karya seni melukis, kerajinan tangan, musik, industri perfileman, kuliner, dan masih banyak lagi.
Singkat kata industri yang berbasis ekonomi kreatif sebenarnya sudah sangat banyak dikenal di Indonesia.
Namun demikian, munculnya Citayam Fashion Week justru akan lebih memperkuat kehadiran ekonomi kreatif di Indonesia.
Baca Juga: Berinvestasi di Saat Pandemi? Siapa Takut!
Dampak ekonomi
Sahabat NOVA, hadirnya Citayam Fashion Week bukan hanya sekedar tempat bagi setiap orang untuk mengekspresikan bakatnya di bidang fashion, melainkan juga memiliki dampak ekonomi yang relatif besar apabila mampu dikembangkan dan dikelola dengan baik.
Kita bisa belajar dari pengalaman negara-negara maju yang memiliki industri kreatif sangat besar, bahwa nilai ekonomis dari industri kreatif itu sendiri tidak main-main nilainya.
Sebagai contoh, di Inggris ekonomi kreatif menyumbangkan sekitar 115,9 miliar pounsterling (sekitar Rp 2.085 triliun dengan kurs Rp 18.000) ke dalam ekonomi Inggris pada tahun 2021.
Bahkan mereka mampu menyerap sekitar 2,1 juta lapangan pekerjaan di berbagai bidang industri yang berbasis kreatif.
Di Amerika Serikat sendiri, ekonomi kreatif menyumbangkan sekitar USD 919,7 miliar (sekitar Rp 13.795 triliun dengan kurs Rp 15.000) di tahun 2021.
Industri kreatif di negara tersebut menyediakan sekitar 4,6 juta pekerjaan, salah satunya yang terbesar adalah industri perfilman di Hollywood.
Ekonomi kreatif di Australia menyumbangkan sekitar USD 115 miliar (sekitar Rp 1.725 triliun), dengan membuka sekitar 600 ribu lapangan kerja.
Sedangkan di Singapore, ekonomi kreatif memberikan kontribusi sekitar 2,8%-3,2% terhadap PDB nasional negara tersebut.
Bagi Indonesia sendiri, ekonomi kreatif sudah didukung dengan adanya Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2019 tentang Ekonomi Kreatif.
Dengan hadirnya undang-undang tersebut, diharapkan pertumbuhan ekonomi kreatif di Indonesia dapat berkembang pesat dan memberikan kontribusi nyata terhadap kesejahteraan masyarakat, serta mampu membuka lapangan kerja seluas-luasnya bagi masyarakat.
Pada tahun 2021, nilai ekonomi kreatif di Indonesia mencapai Rp 1.274 triliun dan memberikan sumbangan sebesar 7,35% terhadap PDB nasional.
Tentunya dengan munculnya Citayam Fashion Week, ekonomi kreatif di Indonesia diharapkan akan lebih berkembang lagi.
Kita bisa menganalisa lebih dalam bahwa trickle down effect dari Citayam Fashion Week sangatlah luas.
Citayam Fashion Week mampu membuka peluang usaha lain di sektor fashion dan busana, sepatu, kerajinan, pariwisata, ide-ide kreatif, kosmetik, pemasaran, dan lain-lain.
Disamping itu, kehadiran ekonomi kreatif dalam bentuk Citayam Fashion Week juga akan memperkuat kehadiran ekonomi digital di Indonesia, mengingat keterlibatan media sosial menjadi lebih seru, khususnya bagi kelompok milenial.
Citayam Fashion Week juga akan memperkuat transaksi bisnis fashion yang dilakukan secara daring melalui layanan e-commerce, yang selama ini telah memiliki segmen pasar yang besar buat konsumen milenial.
Kehadiran Citayam Fashion Week akan lebih menghidupkan industri fashion lokal beserta mata rantai terkait lainnya, seperti industri sepatu, aksesoris, salon, dan lain-lain.
Sudah saatnya industri lokal berkembang dan menjadi tuan rumah di negeri sendiri, salah satunya melalui kegiatan Citayam Fashion Week ini.
Momen hype yang luar biasa dengan hadirnya Citayam Fashion Week ini harus terus dipertahankan, dan kalau perlu ditingkatkan sehingga multiple effects terhadap sektor-sektor ekonomi lainnya akan terus berlanjut dan berkembang pesat.
Baca Juga: Mau Beli Mobil, Untung Mana? Tunai atau Kredit, Ini Jawabannya!
Dampak sosial
Citayam Fashion Week tak ayal lagi memberikan pengaruh sosial yang sangat besar bagi masyarakat luas.
Partisipasi dari segala lapisan masyarakat sudah terjadi dan sekaligus memberikan bukti bahwa kegiatan Citayam Fashion Week mampu menciptakan inklusivitas bagi setiap orang.
Kegiatan tersebut ternyata mendapatkan dukungan luas dan partisipasi bukan hanya dari masyarakat sekitar Jakarta saja, melainkan juga memunculkan beragam versi semacam Citayam Fashion Week di berbagai daerah di Indonesia.
Sebut saja Braga Fashion Week di Bandung, Kayutangan Heritage Fashion Week di Malang, Malioboro Fashion Week di Yogyakarta, dan kota-kota lainnya di luar Jawa seperti Medan, Makasar, Banjarmasin dan Palembang.
Semua itu merupakan bukti bahwa ekonomi kreatif dalam wujud semacam Citayam Fashion Week ternyata memiliki dampak sosial yang sangat besar dalam kehidupan masyarakat di kota-kota lain.
Kenyataan membuktikan bahwa Citayam Fashion Week telah menjadi sebuah model yang ditiru di kota-kota lainnya.
Partisipasi sosial dari masyarakat tersebut juga memberikan gambaran kepada kita semua bahwa sebuah ide baru dan segar tidak harus datang dari public figure yang terkenal, melainkan kreativitas tersebut juga bisa datang dari siapapun.
Namun demikian, Citayam Fashion Week juga memiliki ekses lainnya yang perlu dicarikan jalan keluar bersama, baik oleh pemerintah, peserta, penyelenggara, para sponsor dan pihak terkait lainnya.
Kita harus bisa memastikan bahwa ide kreatif anak-anak muda yang dimotori oleh Bonge dan Jeje tersebut jangan sampai dimanfaatkan oleh pihak lain guna mengambil keuntungan yang sebesar-besarnya.
Seperti kejadian kemarin ada pihak yang ingin mempatenkan merek atau branding Citayam Fashion Week tersebut atas nama pihak tersebut, akibatnya orang lain tidak lagi berhak menggunakan nama tersebut.
Ide dan branding dari Citayam Fashion Week biarlah menjadi milik publik dan anak-anak milenial yang menjadi penggagasnya.
Biarlah branding tersebut menjadi lebih kuat karena adanya dukungan dari semua kelompok masyarakat, sehingga wajar kalau semua orang merasa memiliki branding Citayam Fashion Week.
Yang perlu kita lakukan bagaimana anak-anak muda tersebut dapat terus mengalirkan ide-ide baru yang kreatif, dan mampu membuka lapangan kerja bagi orang lain, sehingga membawa ekonomi kreatif Indonesia tumbuh ke level yang lebih tinggi.
Baca Juga: Jangan Pelit Berinvestasi, Tanamkan Duitmu Sekarang!
Peran pemerintah
Pemerintah harus terus mendukung keberadaan Citayam Fashion Week sebagai bagian dari pengembangan ekonomi kreatif.
Di satu sisi munculnya kegiatan tersebut mengakibatkan beberapa ekses yang tidak diinginkan, seperti mengganggu tertib lalu lintas kendaraan yang lewat dan kemacetan.
Namun, di sisi lainnya, kegiatan tersebut membuka inspirasi anak-anak muda untuk terus berkarya dan menghasilkan ide-ide baru.
Oleh sebab itu, sudah selayaknya pemerintah terus memberikan dukungan dalam rangka memperkuat keberadaan ekonomi kreatif.
Semakin banyak aktivitas ekonomi yang berbasis industri kreatif tentunya akan memperkuat kontribusi ekonomi kreatif terhadap perekonomian nasional.
Pemerintah pusat dan daerah perlu bersinergi bagaimana menampung aspirasi anak-anak milenial tersebut tanpa harus menciptakan ekses negatif.
Untuk itulah, kegiatan Citayam Fashion Week harus terus dan tidak boleh berhenti karena adanya keberatan terhadap gangguan lalu lintas di tempat pelaksanaan kegiatan tersebut ya Sahabat NOVA.
Pemerintah perlu mengakomodir dengan menyediakan tempat yang lebih sesuai untuk kegiatan tersebut, tanpa harus mengorbankan kepentingan masyarakat lainnya. (*)
Baca Juga: Agus Sugiarto Luncurkan Buku Mengenal Ekonomi Digital, Isinya Lengkap dan Mudah Dipahami!
Penulis | : | Dr. Agus Sugiarto |
Editor | : | Tiur Kartikawati Renata Sari |
KOMENTAR