NOVA.id - "Kamu, kok, enggak seperti dia, sih? Badannya masih langsing.”
“Coba aja, ya, kamu jago masak kayak si Dini, sepupu aku.”
“Duh, kamu lelet banget! Lihat tuh si Caca, sudah anak dua masih lincah.”
Beberapa kalimat yang membandingkan di atas memang tak enak didengar, apalagi ketika yang mengucapkannya adalah pasangan kita sendiri.
Duh, rasanya amarah langsung meluap-luap.
Ya, meskipun banyak orang yang mengatakan bahwa membandingkan bisa jadi cara memotivasi menjadi lebih baik, tapi rasanya kesal juga, bukan?
Toh, sepertinya masih ada kalimat atau cara lain yang lebih baik dan tak menyakiti hati untuk bisa memotivasi.
Nah, yang jadi masalah kalau sudah kadung keluar kata-kata tadi dari pasangan, pasti konflik tak dapat terelakkan.
Jika keseringan dan berujung marah-marah tanpa penyelesaian, maka bisa jadi hubungan kita dan pasangan jadi tak karuan.
Bahkan mungkin, kita menjadi tak percaya diri dan stres.
Alhasil, hubungan terasa berjarak.
Baca Juga: 7 Kesalahan dalam Berhubungan Intim yang Menyebabkan Sulit Hamil
Pada akhirnya perpisahan bisa diambil jadi jalan keluar, tentu, tak mau ini kejadian, kan?
Saat kondisi ini terjadi pada kita, jangan sampai kita terlalu marah atau malah diam saja.
Apalagi, saat sikap pasangan yang sering membandingkan ini mulai mengganggu mental kita.
Ada baiknya kita segera mengambil waktu untuk berdiskusi secara dewasa dengan pasangan.
Mulailah percakapan dengan menjelaskan secara langsung tentang situasi yang mengganggu kita, yakni ketidaksukaan kita atas perlakuannya yang menyakitkan hati.
Saat menyampaikan apa yang kita rasakan, fokuskan saja pada tujuan yang kita inginkan.
Serta cobalah menjadikannya spesifik.
Misalnya, “Ini bukan kali pertamakamu membandingkan aku dengan perempuan lain. Aku tidak suka, karena itu menyakiti hatiku. Tolong jangan lakukan lagi.”
Namun ingat, jangan menyudutkan pasangan.
Setelah selesai menyampaikan keluh kesah, ada baiknya kita memberikan pasangan kesempatan untuk berbicara dan menjelaskan sikap yang ia lakukan.
Baca Juga: Bermesraan dengan Pasangan di Depan Anak, Boleh Enggak, sih?
Jangan disepelekan, apalagi sibuk mencari celah untuk kembali menghardik pasangan.
Toh, tujuan kita adalah berdiskusi dan menyelesaikan masalah.
Barangkali, memang ada sikap yang perlu diperbaiki dari diri kita namun ia tak bisa mengungkapkannya dengan cara yang benar.
Nah, dengan mengambil waktu diskusi, harapannya semua kegelisahan terbuka jelas, sehingga kita dan pasangan juga bisa sama-sama belajar dan saling memperbaiki diri.
Setelahnya, buatlah kesepakatan dengan pasangan.
Jika ia ingin berusaha mengubah sikapnya yang sering membandingkan itu, tentu kita akan sangat senang.
Tapi, ingatlah untuk ikut membantunya melakukan perubahan ini.
Ada satu trik yang bisa kita terapkan dalam masalah ini, yakni menetapkan konsekuensi.
Ya, berikan konsekuensi jika ia kedapatan kembali membandingkan kita dengan perempuan lain.
Bentuk konsekuensinya bisa kita sepakati bersama dengan pasangan.
Ingat, jangan terlalu berlebihan.
Baca Juga: Kesalahan Hubungan Intim yang Jarang Disadari, Gagal Tahan Lama!
Cukup konsekuensi yang sederhana namun bisa membuat pasangan kembali fokus pada tujuannya.
Nah, dua cara di atas sangat ampuh kita gunakan untuk mengatasi pasangan yang sering membandingkan diri kita dengan perempuan lain.
Namun, jika pasangan terlihat tak acuh dan tak mau memperbaiki perilakunya, tak ada salahnya meminta bantuan pihak ketiga.
Baik keluarga dekat atau mungkin psikolog dan konsultan pernikahan.(*)
KOMENTAR