- Faktor risiko
Ada berbagai faktor yang bisa meningkatkan peluang terjadinya henti jantung mendadak. Berikut faktor risiko tersebut: genetik, gaya hidup, merokok, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, obesitas, diabetes, gaya hidup pasif.
Baca Juga: Kabar Duka dari Via Vallen, Detak Jantung Janin di Kandungannya Tidak Terdeteksi
Mencegah dan mengatasi
Cara mencegah terjadinya henti jantung mendadak adalah mengurangi faktor risikonya. Hal ini bisa kita lakukan dengan melakukan pemeriksaan kesehatan rutin dan menjalani gaya hidup sehat.
Saat orang di sekitar kita mengalami henti jantung mendadak, segera hubungi layanan medis. Selama menunggu layanan medis datang, lakukan pertolongan pertama dengan memompa jantung dan memberi napas buatan.
Dikutip dari artikel dokter Felix Chikita Fredy di Kompas.com, berikut cara tepat melakukan pompa jantung dan napas buatan:
1. Posisikan penderita hingga berbaring telentang di atas landasan yang cukup keras, seperti lantai.
2. Posisi kepala sedikit menengadah karena dalam posisi ini saluran napas terbuka lebar dan lurus.
3. Penolong berlutut di samping penderita.
4. Pompa pada dinding dada dilakukan dengan kedua telapak tangan yang saling bertumpu. Tidak semua telapak tangan menyentuh dinding dada, hanya bagian tumit telapak tangan yang menumpu pada dinding dada.
5. Selanjutnya posisi telapak tangan, siku, hingga bahu lurus. Hal ini agar tenaga yang dihasilkan besar, dan penolong tidak kelelahan.
6. Sumber tenaga untuk memompa adalah sendi bahu. Jadi, gerakan memompa bukan berasal dari tenaga lengan bawah ataupun lengan atas, tetapi dari gerakan naik turunnya bahu.
7. Tumit tangan diletakkan di tulang tengah dada, di pertengahan setengah bawah tulang dada. Pada laki-laki, posisinya kira-kira sejajar puting susu, sedangkan pada perempuan sejajar lipatan kulit bawah payudara.
Baca Juga: Mawar Eva Perankan Karakter Sulit, Jadi Psikopat di Film Puisi Cinta yang Membunuh
8. Pompa diberikan berirama dengan kecepatan 100 kali per menit.
9. Pompa diberikan dengan kekuatan yang menyebabkan dinding dada terdorong sejauh 5 sentimeter.
10. Setiap 2 menit, periksa kembali nadi penderita apakah sudah teraba atau belum.
11. Napas buatan boleh diberikan. Namun, sejumlah penelitian menyimpulkan bahwa napas buatan tidak perlu dilakukan bila penolong adalah orang awam.
12. Pemompaan terus diberikan hingga bantuan medis datang. Bila penolong lelah, tindakan ini dapat digantikan oleh penolong lain.
13. Pemompaan dapat dihentikan bila petugas medis datang, penolong kelelahan dan tidak ada penolong lainnya, atau tindakan ini telah diberikan dalam waktu 20 menit tanpa perbaikan (penderita masih tidak sadar, napas, dan nadi tidak ada).
Artikel ini sebagian telah tayang di Kompas.com dengan judul Henti Jantung: Gejala, Penyebab, hingga Cara Mengatasinya (*)
Penulis | : | Widyastuti |
Editor | : | Widyastuti |
KOMENTAR