NOVA.id - Kasus pelecehan anak kembali merebak di Indonesia.
Mirisnya, pelaku kasus pelecehan yang terjadi pada anak-anak adalah orang terdekat.
Beberapa waktu lalu sempat heboh santriwati dicabuli oleh seorang guru.
Lalu, ada pula berita pelecehan seksual di mana ayah kandung yang menjadi pelakunya.
Hal ini pastinya membuat kita was-was. Tentu kita wajib melakukan langkah antisipasi demi melindungi si buah hati.
Kita bisa menyisipkan beberapa kiat penting dalam pola pengasuhan anak.
Berikut ini 6 cara mencegah pelecehan seksual pada anak.
1. Biasakan Pola Komunikasi Terbuka
Pola komunikasi yang terbuka akan sangat membantu kita untuk mengetahui kondisi anak dengan jelas dan pasti.
Kita bisa membiasakan budaya komunikasi dua arah dan memberikan pertanyaan-pertanyaan untuk memancingnya bercerita tanpa menghakimi atau menyalahkan.
Kebiasaan ini akan membantu anak nyaman untuk bercerita.
Baca Juga: Viral Pelecehan Seksual Anak, Begini Kiat Aman Jaga si Kecil di Ruang Publik
“Anak akan jadi terbiasa menceritakan apa saja yang terjadi padanya, baik kegelisahan atau kesukaannya."
"Mereka akan cari dan cerita ke kita. Maka kita jadi lebih bisa mengantisipasi hal-hal yang mungkin membahayakan anak,” ujar Astrid Wen, M.Psi., psikolog anak serta founder dan praktisi @theraplayid pada NOVA.id.
Bukan hanya itu, ajarkan pula pada anak untuk jujur terlebih jika ia mendapat ancaman dari seseorang atau ada yang mengatakan untuk terus merahasiakan kejadian yang terjadi.
2. Beri Edukasi Seks dan Hubungan Personal
Berikan bekal edukasi seks dan hubungan personal yang sesuai dengan tahapan perkembangan usia anak.
Edukasi seks bahkan bisa kita ajarkan pada anak saat usianya baru 3 tahun. Misalnya, mulai memberitahu mengenai bagian privat pada tubuhnya yang tak boleh dilihat atau disentuh orang lain tanpa seizinnya.
Lalu, edukasi hubungan personal bisa dilakukan dengan mengajarkan anak cara bersikap dan memperlakukan orang lain dengan benar. Medianya adalah contoh hubungan di dalam keluarga.
Ingat, anak-anak sering kali belajar lewat pengalaman yang dialami di dalam lingkungan rumahnya, dari cara orang-orang di dalam rumah memperlakukan satu sama lain.
Ketika ayah melakukan kekerasan kepada ibu, anak bisa jadi melihatnya sebagai kewajaran jika nanti dia mungkin mendapatkan kekerasan dari orang lain.
Begitu pun sebaliknya, ia bisa melakukan kekerasan terhadap orang lain.
“Maka itu, kita perlu memberikan pengalaman berelasi yang benar dengan orang-orang yang ada di rumah. Jadi anak tahu mana yang benar untuk dilakukan."
Baca Juga: Pelecehan Seksual Anak Terjadi di Bintaro Xchange Mall, Begini Kronologinya
"Sehingga ketika ada orang asing yang perilaku relasinya aneh dan tak sesuai dengan apa yang dia lihat di rumah, dia akan cari pertolongan dan bercerita pada kita,” jelas Astrid.
3. Main Bersama Lebih Sering
Lebih sering bermain dengan anak akan meningkatkan kedekatan di antara kita dan anak.
Hal ini juga akan membuat dia merasa diperhatikan dan lebih nyaman untuk bergantung secara emosional kepada kita.
Kalau kita terlalu sibuk dan tidak pernah bermain dengan dia, anak mungkin tidak akan mencari kita untuk bercerita atau minta pertolongan.
4. Melatih Anak Berkata “Tidak”
Biasakan memberi ruang pada anak untuk menyampaikan emosi dan pilihannya. Mulai dari hal kecil saja, seperti memilih baju atau makanan.
Jangan memaksakan kehendak kita pada anak. Sebab, kondisi pemaksaan bisa membuatnya tidak terbiasa atau takut untuk berkata “tidak”.
5. Latihan Bela Diri
Bela diri sebenarnya akan membantu melatih kepercayaan diri dan keberanian anak. Sehingga bisa memperkecil risiko untuk anak menjadi calon korban kekerasan.
Karena biasanya memang yang menjadi korban kekerasan adalah orang-orang yang dilihat oleh pelaku itu lemah atau mudah diancam dan dimanfaatkan. Jadi, jika anak suka, maka boleh ikutkan dia pada kelas bela diri.
Baca Juga: Segera Lakukan Hal Ini Jika Orang Terdekat Jadi Korban Kekerasan pada Perempuan
6. Miliki Kode Pribadi
Seiring bertambahnya usia anak-anak, kita dapat memberi mereka kata kode yang dapat mereka gunakan saat merasa tidak aman.
Kode bisa berupa gerakan tertentu dan/atau kata-kata tertentu. Ini menjadi rahasia antara Sahabat NOVA dengan anak.
Ini bisa digunakan di rumah, saat ada tamu di rumah atau saat mereka sedang kencan bermain atau menginap dan dalam keadaan darurat. (*)
KOMENTAR