Dokter lain pun mengatakan jika saat itu adalah kemoterapi terakhir Aisha karena ia dinyatakan sembuh.
“Terus, sore kami mau pulang dari klinik. Aku ketemu dokter lain lagi. Terus aku tanya, 'dokter ini, this really her last chemo, i mean.. sudah nih'. (kata dokter itu) ‘Yes this is her last chemo’,” tutur Denada.
Saat itu pula Denada hanya terdiam dan menangis mendengar perkataan sang dokter.
“Dan aku dipeluk sama dia (dokter). Dia tertawa enggak percaya, tapi maksudnya hampir tiga tahun kita menjalani itu dan betul menjalani kayak dalam seminggu itu bisa tiga kali untuk kemo, segala bentuk kemo,” kata Denada.
“Selama hampir tiga tahun dan dengar itu kayak, 'wah',” ujar Denada tersenyum.
Denada juga tidak lupa mengucap syukur kepada Tuhan atas kesembuhan putrinya.
“Dan ya sudah tapi tetap Aisha kita kasih tahu. Aku pulang sujud syukur berterima kasih sama Tuhan. Aku mengucapkan rasa terima kasihku,” tutur Denada.
Walau begitu, Aisha masih harus kontrol untuk pantau kondisi. Meski demikian, Denada menyebut momen sembuhnya Aisha adalah sebuah mukjizat dari Tuhan YME.
"Ini mukjizat, ini kebesaran Tuhan yang aku syukuri terus setiap saat. Kita berharap semoga kondisinya akan terus membaik dan terus stabil, terus baik, terus sehat, sampai selama-lamanya," tandas Denada.
(*)
KOMENTAR