Ketika kita merasa sudah melakukan banyak hal—salat wajib dan sunah, sedekah, berbuat baik, baca Al-Qur’an—dan (ternyata) ada pamrih di balik semua ibadah itu, rasanya Allah, kok, tidak adil.
Rasanya Allah tidak memahami apa yang jadi kebutuhan dan keinginan kita manakala yang terjadi pada diri kita bukan seperti apa yang kita minta di dalam doa.
Jangan Terlena
Satu hal saja yang perlu Rinda panggil kembali ke ingatan Anda, bahwa dalam Maha Tahu-nya dan Maha Penyayang-nya itu, Allah tahu benar apa yang terbaik buat Anda.
Luka hati, sedih, duka, pedih, merasa diabakan, adalah akibat dari terlenanya kita. Sehingga lupa bahwa di balik semua peristiwa yang menimpa kita, ada rahasia yang Allah simpan dan hanya akan terbuka ketika kita mencoba untuk terus merendah, meminta “terang” agar jelas meyakini dan paham bahwa cinta Allah-lah yang tak akan pergi dari Anda sekejap pun.
Mau Anda sedang sebal, rindu, marah, Allah selalu menyayangi dan melindungi Anda.
Bukankah kebenaran tentang mas Arman Anda dapat dari orang yang tak pernah Anda sangka?
Bukankah perilakunya meniduri perempuan bukan muhrim adalah pembuktian kualitas dia yang sesungguhnya sebagai laki-laki?
Terlindunginya Anda dari “buaya ganteng” ini, karena apa kalau bukan karena Allah sayang pada Anda?
Putuskan Kenangan
Putuskan semua kontak, itu sudah benar. Berikutnya, putuskan juga semua kenangan saat bersamanya.
Baca Juga: Konsultasi Psikologi: Suami Cacat, kok, Istri Malah Keluyuran
Tiap pemikiran itu muncul, marahi diri Anda. Buang waktu dan energi saja. Isi hari-hari mendatang dengan persiapan untuk belajar kembali di negara orang.
Orang Jerman paling malas bicara bahasa Inggris, kan? Walaupun mereka mengerti.
Habiskan waktu luang Anda untuk memahirkan bahasa Jerman.
Ditambah aktivitas bersama teman sekantor, alumni se-angkatan, teman SMA, SMP, bahkan SD, Anda akan segera merasa bahwa hidup Anda tetap meriah dan bergairah.
Kalau ada orang tanya, jawab saja, “Arman sudah kawin, kita ganti topik, deh.” Bila masih ada yang julid (sirik, red.), tinggalkan saja orang itu.
Tak usah kita bahas kenapa dia bisa begitu. Juga tak perlu pula kita bahas bagaimana mendoakan dia bahagia. Enggak perlu banget, deh. Segitu saja, ya. Salam manis.(*)
(Bila Anda ingin berkonsultasi dengan psikolog Rieny Hassan, silakan kirimkan kisah Anda ke email nova@gridnetwork.id dan tuliskan “Konsultasi Psikologi” pada subjek email. Tuliskan juga nama–boleh nama samaran–dan kota domisili Anda.)
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
Penulis | : | Rieny Hassan |
Editor | : | Made Mardiani Kardha |
KOMENTAR